FBE

- Dakwah, FBE, IMTAQ, Mutiara Pagi

Imanan wa Ihtisaban #10

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.

Sepuluh hari terakhir dari 30 hari atau etape terakhir dari 3 etape Ramadhan, seharusnya menjadi puncak perjuangan menggapai sebanyak pahala di malam malam Qadr menuju 1 Syawal agar pada hari finishnya kita kembali fitri.

Begitupula dalam kehidupan, sepertiga waktu terakhir usia kita seharusnya merupakan pacuan produktifitas menebar manfaat secara eksponensial menuju husnul khatimah, bertemu Allah dalam keadaan seperti semula.

Begitupula Muhammad SAW, sejak diangkat menjadi Nabi di usia 40, maka 23 tahun atau sepertiga akhir hidupnya sampai wafatnya adalah masa masa prestasi spektakuler menuntaskan tugas atau misi Kenabiannya. Begitulah orang orang hebat sepanjang sejarah, menjelang akhir hayatnya justru menempuh masa emasnya atau golden age nya.

Namun sayangnya banyak orang di sepertiga waktu terakhir hidupnya malah berhenti berkarya, berhenti bekerja, lengser keprabon, mandeg pandito, menikmati uang dan simpanan pensiun dengan… Selanjutnya

- Dakwah, FBE, IMTAQ

Renungan Pendidikan #22 – Mari segera rancang pendidikan anak anak kita yang membangkitkan fitrah2 baik mereka

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.

Sadarkah kita, bahwa anak anak kita, generasi kita, digiring memasuki sistem pendidikan berorientasi persaingan atau kompetisi yang menyengsarakan dan membahyakan kebudayaan dan akhlak manusia?

Kompetisi terlihat sepintas sebagai sebuah hal yang biasa, layaknya perlombaan olahraga atau sebagai kemestian bisnis, dsbnya. Ketika diingatkan bahaya kompetisi maka selalu pertanyaannya adalah, “bukankah orang perlu berkompetisi agar menjadi unggul atau terlihat unggul?”.

Ingatlah bahwa menjadi unggul bukanlah secara tunggal mengungguli semua orang bak anak Tuhan ala Yahudi atau ras termulia ala nazisme, namun menjadi unggul adalah menjadi paling bermanfaat dan paling menebar rahmat atas semua manusia, ummat dan bangsa dengan fokus tumbuh atas keunikannya sendiri lalu bekerjasama dengan beragam keunggulan unik yang lainnya sebagai karunia Allah swt.

Siapapun tahu, bahwa sebuah sistem pendidikan adalah alat pembentuk karakter personal,… Selanjutnya

- Dakwah, FBE, IMTAQ, Mutiara Pagi

Imanan wa Ihtisaban #9

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.

Beberapa tahun silam, seorang ibu menuliskan statusnya di sosial media sbb

“Alhamdulillah anak saya yang hafizh alQuran, sekarang sudah tamat dari ITB, mohon doanya agar segera diterima bekerja”

Apa yang kita fikirkan dan imajinasikan ketika membaca status ini? Mungkin sebagian besar kita merasa baik baik saja dengan status ini, tiada yang nampak salah, itu doa yang baik.

Itu memang doa yang baik dan biasa saja dalam masyarakat modern dimana orang berfikir bahwa begitulah kehidupan, bagaimana agar anak bisa setinggi tingginya bersekolah, rajin beribadah, menguasai ilmu agama dan ilmu dunia, lalu kuliah di kampus wah, menikah, dapat pasangan sholih/sholihah, bekerja di tempat basah, bisa hidup sosial kelas menengah sampai mewah, banyak sedekah lalu wafat husnul khotimah dan masuk jannah. Ini kehidupan yang biasa saja, life as usual.

Namun, andai kita kaitkan dengan konteks maksud penciptaan (the purpose of life), dimana Allah… Selanjutnya

- Dakwah, FBE, IMTAQ

Renungan Pendidikan #21 – Mari kita kembalikan pendidikan sejati berbasis fitrah

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.

Andai guru2 dari abad ke 19, dilahirkan kembali di abad 21, maka mereka akan terkaget kaget melihat betapa canggihnya perkembangan teknologi dan gedung menjulang di abad 21.

Namun mereka akan biasa biasa saja, ketika masuk ke ruang2 kelas sekolah. Mengapa?

Karena apa yang ada di ruang kelas sekolah hari ini tidak pernah berubah sejak 100 sampai 200 tahun terakhir, sejak era revolusi industri dimulai.

Pemandangan yang selalu sama sejak 200 tahun yang lalu. Guru yang berdiri di depan kelas, murid murid berseragam duduk di barisan bangku bangku dan meja meja tersusun rapi, wajah wajah yang menghadap ke depan, papan tulis yang setia menghadap siswa dstnya. Deringan bel setiap usai pelajaran pun selalu ada sejak dua ratus tahun lalu.

Pemandangannya selalu sama, guru guru yang nampak serba tahu, dan terlalu banyak “menggurui” dan murid murid yang banyak “mendengar” dan menjawab pertanyaan.

Tentu yang terpandai adalah yang jawabannya paling sesuai dengan… Selanjutnya

- Dakwah, FBE, IMTAQ

Renungan Pendidikan #20 – Mari kita perbaiki keimanan dan cara pandang kita tentang potensi keunikan anak anak kita

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.

“Bukan Aib!”, kata Abu Bakar RA, “…bukan aib bila seseorang tidak mengetahui sesuatu yang tidak relevan dengan dirinya”.

Jika anak kita hanya suka pelajaran matematika, namun tidak suka pelajaran bahasa, atau sebaliknya, apakah masalah buat kita?
Jika anak kita tidak suka semua pelajaran, sukanya hanya “menggambar”, “mengkhayal”, “merenung”, “mengobrol”, “memasak”, “beres beres rumah”, “mengumpulkan teman teman” dll , apakah masalah buat kita?

Bagi negara anak anak kita seperti di atas akan dianggap bermasalah besar, bahkan dianggap produk gagal, tidak punya masa depan.

Bagi sekolah yang memberhalakan nilai akademis, hal seperti di atas akan dinilai “sangat bermasalah”, anak anak kita terancam dikeluarkan, dicap merusak prestasi, tidak layak disekolahkan dstnya.

Bagi orangtua yang obsesif, hal ini dianggap mimpi buruk, masa depan suram, mungkin dianggap musibah bagi keturunan dstnya.

Gejala bahwa seorang anak harus hebat semuanya,… Selanjutnya