- Dakwah, FBE, IMTAQ, IPTEK

Tongkat Musa AS dan Misi Hidup

#fitrahbasededucation #fitrahbasedlife
#fitrahbasededucation #fitrahbasedlife

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.

Tongkat Musa AS dan Misi Hidup

Musa AS memiliki kehidupan yang baik (Good Life) dalam istana Fir’aun ayah angkatnya dan diasuh Ibunda angkatnya yang shalihah, sampai berusia 18 tahun.

Sejarah mencatat bahwa Musa AS, kemudian pernah memimpin peperangan antara Mesir dan Etiopia selama 10 tahun. Kemudian terjadi peristiwa ketika Musa AS membunuh seorang Mesir dan melarikan diri ke Madyan.

Kemudian menjadi mantu Nabi Syu’aib AS setelah bekerja padanya selama 10 tahun. Saat tu Musa memiliki kehidupan yang baik dan bahagia bersama istrinya sampai memiliki beberapa anak.

Kisah tentang hal ini terdapat dalam surat Al-Qasas: 22-28.

Kemudian ketika Musa kira kira mencapai usia 40 tahun, ada kegelisahan untuk membawa anak dan istrinya kembali ke Mesir.

Lalu terjadi peristiwa ketika Musa melihat Cahaya dan kemudian bertemulah Musa dengan Allah SWT.

Surat Tahaa

  1. Ketika dia (Musa) melihat api, lalu dia berkata kepada keluarganya, “Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit nyala api kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu.”
  2. Maka ketika dia mendatanginya (ke tempat api itu) dia dipanggil, “Wahai Musa!
  3. Sungguh, Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu. Karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, Thuwa.
  4. Dan Aku telah memilih engkau, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).
  5. Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.
  6. Sungguh, hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang dia usahakan.
  7. Maka janganlah engkau dipalingkan dari (kiamat itu) oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan mengikuti keinginannya, yang menyebabkan engkau binasa.”

Allah bertanya kepada Musa AS

  1. “Apakah yang ada di tangan kananmu, wahai Musa?”
  2. Dia (Musa) berkata, “Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku, dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain.”
  3. Allah berfirman, “Lemparkanlah ia, wahai Musa!”
  4. Lalu (Musa) melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat
  5. Dia (Allah) berfirman, “Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula,

Tentu saja Allah SWT ketika sedang menampilkan Mukjizat, tidak sedang pamer kehebatan kepada Musa AS, dan juga bukan karena tak tahu jawaban ketika bertanya kepada Musa AS.

Jika Allah SWT bertanya tentang apa yang kita miliki, itu tentu saja dalam rangka membangun kesadaran kita untuk kepentingan kita sendiri.

Sesungguhnya tongkat Musa itu bagi Musa adalah mewakili identitas Musa sebagai seorang penggembala domba. Hal itu adalah simbolisasi dari sumber ma’isyah/nafkah-nya, karena pada masa itu kemakmuran seseorang diukur dari ternak dan hasil ladangnya.

Selain itu tongkat Musa juga merupakan representasi otoritasnya, karena pada masa itu tongkat gembala berfungsi untuk mengatur domba gembalaan.

Melalui peristiwa perjumpaan Musa dengan Tuhan, dan bagaimana tongkat Musa bisa berubah menjadi sesuatu yang hidup, perjumpaan itu ternyata mengubah seluruh perjalanan hidup Musa dengan misi kenabiannya, dan juga bahkan merubah sejarah dunia.

Mulai saat itu, tongkat itu tidak lagi diidentifikasikan kepada Musa dalam karir atau bisnis atau pekerjaannya, tetapi tongkat itu diidentifikasikan dengan kehendak Tuhan dan dijadikan perangkat bagi Tugas Langit atau Misi Kenabian yang diberikan Allah kepada Musa AS.

Dengan tongkat itu sungai Nil berubah menjadi darah, dengan tongkat itupula terwujud berbagai mujizat di hadapan Fir’aun Raja Mesir, dengan tongkat itu pulalah juga membelah laut Merah dan membuat mata air keluar dari batu.

Tongkat Musa itu sebenarnya hanyalah tongkat biasa, namun apa yang bisa membuat tongkat itu menjadi sesuatu yang luar biasa ditangan Musa? Itu dikarenakan, sejak saat Musa menerima Misi Hidup, dalam hal ini adalah Misi Kenabiannya, lalu Tongkat Musa menjadi perangkat tugas langitnya, ketergantungan Musa kepada Tuhannya.

Hikmah

Jadi “apapun yang ada ditangan kita? apapun identitas kita, keyakinan, bakat kita bahkan anak serta keluarga kita? apa yang menjadi sumber penghasilan kita? Apa yang menjadi tanggungjawab atau amanah atau dimanapun daerah pengaruh kita?

Ketika kita meletakkan itu semua dalam misi untuk menolong agama Allah, untuk menyeru kebenaran maka kemudian apa yang biasa saja itu bahkan benda mati, tiba tiba mampu menjadi hidup untuk menampilkan cahaya dan kemuliaanya bagi semesta.

InsyaAllah, ketika semua yang kita miliki, kita padukan dalam Misi Hidup untuk menolong Allah dalam suatu bidang, maka Allah akan melakukan dan memberikan sesuatu yang luar biasa dalam hidup kita, yang bahkan kita sendiri belum pernah bayangkan.

Maka sejarah dan alQuran mencatat, bagaimana tongkat seorang penggembala domba, kemudian berubah menjadi dahsyat ketika digunakan untuk menyambut panggilan Allah menjalankan tugas langit atau misi hidup.

Maka kerahkan apa saja yang kita miliki dari kehidupan yang kita jalani untuk menemukan dan menjalankan Misi Hidup atau Tugas Langit yang Allah tetapkan bagi kita, maka kelak Allah kan curahkan kemampuan bahkan berikan keberkahan dari langit dan bumi.

Salam Pendidikan Peradaban

#fitrahbasededucation #fitrahbasedlife

Sumber:

About dimaspramudia

Read All Posts By dimaspramudia

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.