- Dakwah, FBE, IMTAQ

Rekosntruksi Model Kebangkitan Peradaban

#fitrahbasedlife #fitrahbasededucation

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa

Rekosntruksi Model Kebangkitan Peradaban

Dulu, seorang pakar peradaban barat, Arnold Toynbee, menyebut peradaban Islam sebagai raksasa yang tertidur. Dia berpesan jangan coba coba mengusiknya, nanti ia terbangun.

Nampaknya kini raksasa itu sudah bangun, namun seperti lupa diri dan bingung. Prof Wan Daud Wan Mohd Nor seorang pakar Islamic Worldview menyebut sebagai the forgetful giant, yaitu raksasa yang sudah bangun namun bingung dan lupa jatidirinya.

Isu kebangkitan peradaban Islam sudah sejak saya masih kuliah tahun 80an, dulu banyak yang meramalkan 2020, juga ada yang meramalkan 2200, ummat Islam masuk ke Roma Eropa sebagaimana ramalan Rasulullah SAW tentang kejatuhan Konstantinopel 1400an dan Roma setelahnya.

Namun demikian, sejak kekhalifahan Islam terakhir, yaitu Turki Utsmani yang runtuh dan bubar 1924, bersamaan dengan jatuhnya Palestina dan Nangroe Aceh Darusalaam ke tangan kolonialisasi, nampaknya kebangkitan peradaban Islam, walau gerakan gerakannya ada, namun masih belum ada tanda tanda signifikan untuk bangkit bahkan rekosntruksi model peradabannya saja seperti apa masih bingung atau setidaknya belum bersepakat.

Di tataran pemikiran, sudah banyak pakar yang menggali dan merekosntruksi kebangkitan peradaban, baik merujuk pada zaman generasi Sahabat Nabi SAW yang berhasil membangkitkan jazirah Arab dari kejahiliahan sehingga cemerlang, melebar dan meluas sampai ke wilayah Persia dan Romawi. maupun merujuk pada zaman Imam Ghazali paska kekalahan dan kehancuran pada perang Salib sehingga melahirkan generasi alAyubi dalam 2-3 generasi atau 50 tshun kemudian.

Di tataran praktis, sudah banyak praktisi yang melakukan eksperimentasi dalam wujud produk syariah, seperti partai islam, juga persekolahan, perbankan, ekonomi, kemiskinan dsbnya. Walau begitu, sebagian besar aktifis selama puluhan tahun, lebih sibuk memerankan diri sebagai terapis kebiadaban bahkan sibuk meratapi kebiadaban atau menjadi kuli peradaban lain, daripada berusaha menjadi arsitek peradaban.

Namun kedua tataran itu belum terintegrasi, masih berjalan sendiri. Maka seringnya yang terjadi adalah menjadikan Islam semata hanya penempelan atau casing bagi produk konvensional. Belum lagi kendala dan luka luka panjang akibat kolonialisasi dan sekularisasi dalam pemikiran maupun pendidikan yang merusak dan menghambat cara berfikir, dan cara bertindak/perilaku muslim unuk menata kehidupan dan peradabannya sendiri. Ego arogansi kelompok, ambisi dunia dll masih melanda isi fikiran dan tindakan.

Kebangkitan ummat tak bisa sporadis, memerlukan Arsitek Peradaban yang setidaknya mampu

  1. Merekonstruksi model peradaban baru yang merujuk pada peradaban terbaik yaitu Generasi Sahabat,
  2. Merancang kerangka kerja (framework) untuk kebangkitan, termasuk blueprint dan roadmap dsbnya
  3. Menyatukan pemikiran Ummat dengan menyusun panduan berupa Islamic Worldview Body of Knowledge (IWBoK) yang menyamakan dan menyatukan ilmu atau pandangan ummat tentang dunia sehingga tidak salah kaprah dan berbeda dalam aksi dan langkah pada tataran praktis, dalam pendidikan, ekonomi dstnya
  4. Membuat gerakan sosial (social movement) dalam intelektualitas maupun practice, sehingga terjadi kolaborasi masif namun terstruktur yang melahirkan berbagai program dan proyek terpadu baik riset maupun implementasi terapan dalam berbagai bidang kehidupan.
  5. Menyatukan gerakan dalam shaf yang teratur dan kokoh. Inilah perlunya Tatakelola yang mengintegrasikan semuanya

Salam Pendidikan Peradaban

#fitrahbasededucation
#fitrahbasedlife

Sumber:

About dimaspramudia

Read All Posts By dimaspramudia

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.