Bismillahirrahmanirrohim…..
Tak pernah terpikirkan sebelumnya bagaimana aku bisa bertemu dan berkenalan dengannya, sesorang yang selama ini aku rindukan siang dan malam, seseorang yang selama ini selalu aku tunggu kehadirannya, sesorang yang selama ini selalu kusebut dalam do’a-do’a penuh harap di sepertiga malam terakhirku, seseorang yang sebentar lagi InsyaAllah akan menjadi Imam dalam kehidupanku meraih surgaNya, dan juga seseorang yang memintaku menulis di blog pribadinya 😀 😀 .
Pertemuan kami tentunya bukan karena kebetulan, akan tetapi sesuatu yang telah disekenariokan oleh Allah melalui tangan-tangan orang-orang terdekat kami.
Pertemuan itu terjadi beberapa bulan yang lalu tepatnya pada malam ke-5 Ramadhan tahun ini, pada acara Ta’lim Abna’I sekaligus buka bersama yang diadakan oleh kakak angkatku yang kebetulan adalah sesorang yang sudah dianggap guru olehnya.
Dirinya yang katanya merasa tidak enak harus menolak undangan dari gurunya dan aku yang memang sudah tinggal disitu karena menemani ibu yang sedang sakit akhirnya dipertemukan. Tak banyak yang aku ketahui mengenai dirinya dari pertemuan tersebut, hanya sebatas nama dan usianya saja, dan satu hal yang melekat dalam ingatanku setelah pertemuan itu, satu pertanyaan yang diajukan oleh dirinya kepadaku, “tetehnya bisa bahasa Indonesia kan?” 😀
Pertanyaan yang cukup unik menurutku tapi wajar juga sih pertanyaan itu tiba-tiba muncul, karena toh selama pertemuan itu aku bicara dengan menggunakan bahasa sunda,, hihihi
Tak ada komunikasi apa pun setelah pertemuan tersebut, sampai akhirnya tiba pada pertemuan kedua, pertemuannya lebih rame karena dihadiri lebih banyak orang, keluarganya ikut datang dari pihak keluargaku pun turut hadir ibu dan aa ku yang sengaja datang dari Tasik untuk pertemuan tersebut dan juga sekalian ngejemput sih,, J dalam rangka mudik lebaran yang ternyata menjadi mudik terakhir bagi seorang wanita hebat yang sudah kuanggap sebagai ibuku selama lebih dari 5 tahun 😥 .
Dari pertemuan kedua itulah, silaturahim diantara kami mulai terjalin, mulai mencoba saling mengenal sampai akhirnya aku resmi dikhitbah bulan agustus lalu. Prosesi khitbah pun tak kalah seru, karena selain dihadiri oleh keluarga besarnya, kedua orang tua dan adikku juga dihadiri oleh tetangga sekomplek. 😀
insyaAllah sebentar lagi kita pun akan segera menjalankan Sunnah Rasululloh tercinta, dan semoga kelak Allah selalu merahmati rumah tangga kita, melimpahkan kasih sayang dan keridhoanNya, dan semoga aku bisa menjadi istri terbaik buatmu dan engkau senantiasa bersabar dalam menghadapi segala kekuranganku sebagai istrimu. 😀
3 thoughts on “takdirNya begitu indah”