Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.
“It takes a village to raise a child”, diperlukan orang sekampung untuk membesarkan anak, begitu pepatah bangsa Afrika.
Selama berabad abad, pendidikan dipahami dan dijalankan oleh keluarga dan komunitas secara berjama’ah.
Pendidikan adalah sebuah keniscayaan untuk membentuk komunitas yang lebih baik, dan komunitas itu kemudian memerlukan pendidikan untuk mewariskan dan mengembangkan pengetahuan, mengangkat derajat posisi peran personal dan komunal yang lebih baik di muka bumi serta memuliakan kearifan dan akhlak bagi generasi selanjutnya.
Pendidikan bukan lahir karena ada komunitas atau karena ada masyarakat, namun pendidikan justru yang melahirkan komunitas dan peradaban. Banyak orang menyalahi sunnatullah keberadaan pendidikan, mereka mendirikan pendidikan layaknya industri, melihat ceruk “market” kebutuhan pendidikan.
Pendidikan adalah tanggungjawab rumah dan jamaah, karena rumah dan jamaahlah yang paling tahu kebutuhan peran yg merdeka dan manfaat, paling paham problematika dan dinamika realitas sosial, paling mengamalkan tradisi dan budaya serta kearifan mereka.
Maka kembalikanlah rumah2 kita dan jamaah2 atau komunitas2 kita sebagai sentra pendidikan peradaban. Kembalikanlah fungsi rumah dan rumah ibadah (masjid, gereja dll) sebagai pusat belajar dan mendidik anak anak kita.
Lihatlah bahwa kehebatan bakat, belajar dan akhlak pada hari ini bukan lagi ada di kampus dan di sekolah, tetapi ada di para Maestro Kehidupan, di tangan para orang Sholeh berakhlak mulia dan sebagian lagi ada di dunia maya.
Mari rancang sungguh sungguh pendidikan berbasis rumah dan berbasis komunitas secara berjamaah.
Mari bangun jaringan pendidikan rumah dan komunitas di seluruh Indonesia berbasis kepada fitrah personal (fitrah belajar, fitrah bakat, fitrah keimanan, fitrah perkembangan) dan berbasis kepada fitrah komunal (fitrah alam dan lokalitas, fitrah realitas sosial masyarakat dan kehidupan, fitrah budaya dan kearifan serta agama).
Ingatlah bahwa negara bukanlah peradaban, negara hanyalah wadah peradaban.
Sesungguhnya peradaban adalah milik rumah dan jamaah, karena di dalam rumah dan jamaah ada karya peradaban dan ada generasi peradaban masa depan, yaitu anak2 kita.
Wahai para pendidik peradaban yang berada di rumah dan yang berada di jamaah, mari bergandeng tangan dalam shaf shaf yang kokoh dan rapih, untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, peradaban yang menebar rahmat dan manfaat melalui pendidikan berbasis fitrah personal dan fitrah komunal.
Salam Pendidikan Peradaban
#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah
Sumber : https://www.facebook.com/harry.hasan.santosa?fref=nf#