Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.
Matpel Agama Mau Dihapus?
Di sekolah, mendidik Agama sering dianggap sebagai pengajaran ilmu agama semata, sebagai pelajaran akademis berupa pengajaran knowledge di ruang2 kelas yang akan diujikan atau dipamerkan. Walhasil kita jumpai hari ini banyak orang beragama namun tak beriman atau tak beraqidah dalam makna sesungguhnya.
Anak anak kita, dengan pengajaran agama seperti itu, bisa jadi dengan fasih menyebutkan hafalan rukun iman dan rukun islam dsbnya bahkan dengan penjelasannya, namun belum tentu ia mampu membawa keimanannya itu dalam ruang ruang kehidupan sebagai peran dan karya solutif bagi ummat, mewujudkan keimanannya menjadi misi hidupnya atau merancang kehidupan yang baik sesuai keimanannya itu dalam semua dimensi kehidupan baik dalam keluarga, bisnis atau karir, sosial dstnya.
Maka mendidik agama, berbeda dengan mengajarkan agama, ia harus dibawa dan diinteraksikan dan dikontekskan secara radikal dengan kehidupan nyata, melalui upaya membangkitkan fitrah keimanan anak dgn interaksi intens pada kekhasan alam dimana ia tinggal, interaksi pada keteladanan dan atmosfir keshalihan, interaksi pada masyarakat beserta realita sosial dan kearifan lokal (local wisdom n local tech) serta global tech di zaman ia dihadirkan, serta dipandu Kitabullah.
Ujung keimanan bukanlah orang yang pandai ilmu agama saja, yang gelarnya segulung besar, yang buku agamanya satu lemari besar dengan hafalan seabrek, bukan! Tetapi anak anak generasi peradaban yang punya ghirah keimanan dari level kecintaan, kesadaran sampai level siap melakukan perubahan di masyarakat (change maker) dengan peran peradaban terbaiknya atau misi hidup terbaiknya.
Jadi jika matpel agama mau dihapus di sekolah, ya baguslah, berarti anak anak kita terlepas dari cara mendidik agama yang salah, dan orangtua diberkahi dengan kembali menyadari bahwa mendidik agama adalah amanah dan kewajiban para orangtua bukan sekolah, dan menyadari bahwa mendidik agama adalah mengantarkan anak anak mereka menjadi penyeru kebenaran dengan peran peradaban terbaik pada setiap bidang kehidupan di masyarakat sesuai fitrahnya.
Mendidik agama bagi orangtua juga bukanlah banyak mengajarkan agama, namun membangun ghirah dan kecintaan kepada Allah, RasulNya juga kebaikan kebaikan agama. Ghirah dan kecintaan yang meluap luap akan mengantarkan anak anak kita pada Ulama Ulama terbaik untuk mendalami lebih lanjut agamanya.
Ingat bahwa tarbiyah dan ta’dib yang membangun girah dan adab itu adalah kewajiban para orangtua, sedangkan, ta’lim atau keilmuan, jika orangtua tak punya ilmu tingkat tingginya, silahkan titipkan pada Ulama handal, bukan sekolah
Jadi matpel agama dihapus atau tidak, itu tak mengurangi seujung kukupun tanggungjawab orangtua untuk mendidik agama anak anaknya, dan di akhirat, orangtua bukan sekolah, yang akan dimintai pertanggungjawabannya.
#fitrahbasedlife #fitrahbasededucation
Reff: