Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.
Hidup Hanya Sekali, Temukan Jalan, Awali dengan Kembali ke Fitrah
Rutinitas, tekanan hidup, tekanan keluarga, himpitan masalah dstnya membuat kita sama sekali tak sempat berhenti sejenak utk merenung dan menemukan jalan hidup kita. Tiba2 waktu habis, expired, tamat.
Sesungguhnya semua yg kita alami, semua peristiwa apapun itu yg sedih maupun yg senang, adalah cara Allah utk menggiring kita kembali kepada fitrah. Fitrah adalah titik tumpu untuk memulai jalan hidup.
Masalahnya adalah jika terpuruk maka umumnya kita marah2 dan cenderung kufur alias tak shabar. Jika senang umumnya lupa diri dan tak tahu diri alias tak bersyukur dgn makna sesungguhnya. Syukur bukan cuma “say thank you” tetapi menyadari karunia ini sebagai cara Alllah agar menemukan jalan hidup utk menuju Allah.
Benih dari jalan hidup kita adalah fitrah. Sebelum bertemu atau kembali ke jalan hidup kita maka kembalilah ke fitrah, diantaranya dengan tazkiyatunnafs atau mendekat kpd Allah agar Allah bawa kita kepada kejernihan pandangan utk kembali kepada titik kesadaran, “utk apa kita dihadirkan dan dilahirkan”.
Maksud (the purpose) Allah menghadirkan kita adalah agar beribadah, namun setiap kita punya tugas spesifik atau alasan kehadiran (the mission) di dunia. Itulah jalan hidup yg harus ditemukan dan diperjuangkan sampai mati dan menghadap Allah SWT.
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang orang yang diberi nikmat atas mereka”
“Katakanlah (ya Muhammad), setiap kalian beramal menurut potensi bawaannya (syaqilah) masing masing. Maka Robbmulah yang paling tahu siapa yg paling benar jalannya” (QS 17:84)
Maka mendekatlah kpd Allah agar ditunjukkan jalan kita yg benar dan tepat. Mendekat kpd Allah adalah tazkiyatunnafs utk kembali ke fitrah, kembali ke titik kesadaran siapa kita, sebelum kemudian menemukan jalan hidup kita yg ujungnya perjumpaan dgn Allah SWT.
“Hadapkanlah wajahmu kepada agama Allah dengan lurus. Tetaplah pada fitrah Allah, yang telah menjadikan manusia atas fitrah itu. Tiada perubahan atas ciptaan (fitrah) Allah. Itulah agama yang tegak, namun kebanyakan manusia tak mengetahuinya” (QS 30:30)
Kembali ke fitrah itu adalah upaya utk
- membangkitkan kembali ghirah keimanan agar menjadi kekuatan utk mampu menyeru kebenaran dan melakukan perubahan yg Allah ridhai
- membangkitkan kembali ghirah belajar dan bernalar agar kelak menjadi kekuatan utk mampu berinovasi sampai mati
- membangkitkan kembali ghirah bakat dan kepemimpinan atas bakat itu, agar kelak menjadi kekuatan utk mampu berkarya atau memberi solusi pd bidang2 tertentu sesuai bakat kita di masyarakat
- membangkitkan kembali ghirah seksualitas agar menjadi kekuatan sbg orangtua sejati yg mampu mendidik anak dan pasangannya serta keturunannya
- membangkitkan kembali ghirah indiivdualitas dan sosialitas agar menjadi kekuatan utk memimpin dan dipimpin.
Kombinasi dari semua ghirah dan kekuatan akan menjadi jalan hidup kita yg sangat spesifik. Sehingga kelak kita bisa menyatakan misi hidup kita, “saya hadir di muka bumi untuk melakukan …. sehingga memberi manfaat besar kepada …. dengan cara … ”
Tentu saja di awal memerlukan perjuangan untuk kembali ke fitrah, dan setelah kembali ke fitrah maka suara panggilan hidup itu akan terdengar lebih jelas lalu sambutlah panggilan itu sehingga menjadi jalan hidup atau misi hidup berupa tugas spesifik peradaban.
Dengan tugas spesifik itulah kita bisa ikhlash menebar sebesar besar manfaat kepada ummat dan semesta, sehingga jiwa kita menjadi tenang, kemudian Allah menjadi ridha, dan masuklah kita ke dalam golongan Hambanya dan ke dalam SyurgaNya.
Salam Pendidikan Peradaban
#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah
Reff:
Hidup Hanya Sekali, Temukan Jalan, Awali dengan Kembali ke Fitrah
Rutinitas, tekanan hidup, tekanan keluarga, himpitan masalah dstnya membuat kita sama sekali tak sempat berhenti sejenak utk merenung dan menemukan… https://t.co/pblWa0SpTA
— harry santosa (@harrysan05) June 29, 2018