Assalamualaikum Wr Wb, semoga hari ini Akhi dan Ukhti sekalian dalam keadaan sehat, dalam rahmat dan berkah Allah SWT, amin.. berbagi cerita pada mudik tahun 2016 ini, saya dan keluarga diantaranya Ayah, Ibu, adik, keponakan, Alhamdulillah bisa berangkat mudik tepatnya dihari minggu tanggal 3 juli 2016 yang start dari Bekasi dengan tujuan akhir ke Pati (Jawa Tengah), dari saya sendiri informasi berangkat dihari tersebut sifatnya mendadak karena saya kira tahun ini akan mudik berangkat setelah sholat ied dan akhirnya saya mengajukan cuti mendadak dihari itu demi menyesuaikan jadwal keluarga, untuk istri saya sendiri seminggu sebelumnya sudah saya antar mudik dahulu ke Tasikmalaya karena memang sudah libur sekolah yang mana istri saat ini seorang pengajar, kami berangkat pukul 09.00 WIB pagi dengan hitungan saat itu H-3 sebelum hari raya idul fitri, berita seputar kemacetan dimana mana sudah terdengar terutama di daerah Berebes-Jawa tengah yang info stuck tidak bergerak, namun karena kami ada tujuan untuk menjemput istri saya dahulu di Tasikmalaya jadi kami melewati jalur selatan dan kami menggunakan media googlemap gps untuk melihat jalur terdekat dan macet atau tidaknya.
Kami start dari Bekasi didaerah Babelan, jalur yang kami lewati untuk menghindari kemacetan didaerah Tambun, Cibitung, dan Cikarang, dengan petunjuk media googlemap kami melewati daerah Jl.Babebelan Kota -> Jl. Gabus Raya -> Tambelang -> Sukatani -> Cikarang Barat. Berikut Rute yang kami beri tanda:
dan Alhamdulillah kami tidak menemui kendala lalu lintas yang macet, karena memang masih daerah pemukiman yang sepi penduduk dan mayoritas masih daerah persawahan disepanjang Jl.Gabus Raya-Tambelang, dan menemui titik tembus di daerah Cikarang Barat dan kami langsung menuju tol yang kami putuskan masuk di Tol Kerawang Timur, karena dilihat pada Tol Cikampek hingga ke daerah Cikarang dari googlemap terlihat merah pekat kehitaman yang artinya lalu lintas macet, oh ya sebagai patokan untuk membedakan sudah pasti jalanan tersebut macet atau tidaknya pada googlemap ditandai dengan merah pekat kehitaman, karena jika baru warna orange atau merah biasa belum tentu macet. Setelah masuk Tol Kerawang Timur langsung menuju Tol Padalarang-Purbaleunyi-Padaleunyi -> Nagrek -> Garut -> Tasikmalaya, berikut yang kami tandai;
untuk didaerah Nagrek -> Garut lalu lintas mulai merayap, kurang lebih hampir menuju garut kami istirahat di Masjid untuk istirahat dan sholat dengan waktu kurang lebih setengah jam dan kami tiba di Singaparna-Tasikmalaya pas waktu berbuka puasa, kami bersinggah di Pesantren Cintawana, dikediaman Almarhumah orang tua Ust. Abi Makki, tempat dimana saya dan istri menikah akhir tahun 2015 lalu, sesuai berbuka dan sholat kami pun melanjutkan perjalanan menuju Wates -Jogja mengantar adik saya dan suaminya serta keponakan kecil saya yang masih balita, Alhamdulillah perjalanan tidak terlalu macet, sempat kami melihat didaerah Tasikmalaya kota terlihat macet, namun Alhamdulillah dengan bantuan googlemaps kami melalalui jalur dengan jalan2 kecil hingga hanya sedikit saja mengalami kepadatan, kurang lebih perjalanan semalaman kami tiba di Wates – Jogja pas waktu subuh dan sempat istirahat 2 kali untuk makan malam dan sahur, berikut jalur yang kami tandai dari Singaparna – Tasikmalaya ke Wates-Jogja;
Kami sekeluarga sesampainya di sana istirahat dahulu setengah hari, dan mulai berangkat kembali ba’da dzuhur lanjut ke tempat kelahiran saya, tempat kediaman nenek, Pati – Jawa tengah, dan alhamdulillah pastinya jika sudah didaerah jawa tengah sudah tidak menemui kepadatan namun jarak juga masih jauh, berikut rute yang kami tandai;
Alhamdulillah kami sampai di Pati pada malam hari kurang lebih sekitar pukul 21.00 WIB. Ada yang kami heran sesampainya disana, karena bude dan keponakan saya yang lainnya belum tiba di rumah nenek yang padahal mereka berangkat lebih awal dari kami pada malam harinya (sabtu malam minggu, tanggal 2 juli 2016) dengan berbedaan 12 jam lebih awal, selang perbedaan 2 jam kemudian setelah kami tiba barulah mereka tiba di rumah nenek, mereka bercerita perjalanan stuck dikemacetan di daerah exit Tol Berebes hingga Pekalongan, seharusnya normalnya 12 jam dan jika memang macet 24 jam, akan tetapi ini hingga 2×24 jam, sungguh rekor yang tidak baik untuk perlalulintasan mudik tahun ini, yang ternyata memang banyak memakan korban meninggal akibat kemacetan tersebut, sampai2 ketika saya sudah kembali di Bekasi, mendengar cerita saudara dari tetangga menjadi salah satu korban meninggal. Kami do’akan untuk korban meninggal Allah SWT menerima perjalanannya sebagai nilai ibadah sehingga diterima dan tenah disisiNya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan, amin,,
Sekian cerita mudik tahun ini, semoga kejadian lalu lintas mudik di jalur Pantura khususnya didaerah Berebes – Pekalongan mendapat perhatian khusus dari Pemerintah dan ditemukan solusinya agar rakyat nyaman untuk bersilaturahim ke tempat orang tua dan sanak saudara pada setiap menjelang Hari Raya, amin ya Rabbalalamin,,