IMTAQ

- Dakwah, FBE, IMTAQ, Mutiara Pagi

Imanan wa Ihtisaban #6

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.

Istilah istilah dalam khazanah Islam seringkali mengalami peyoratif atau penyempitan makna. Contohnya makna Niat, begitu mendengar kata Niat, maka benak kita lantas merujuk kepada niat sebagai lafazh untuk memulai ibadah ritual, “nawaitu shoma ghodin…”, “usholi fardhu zuhri…” dstnya.

Di Barat, istilah niat itu diartikan sebagai intrinsic motivation, motivasi dari dalam diri manusia yang dapat memicu amal lebih spontan, ikhlash, kreatif serta permanen. Motivasi dari luar (extrinsic motivation) seperti reward n punishment, over stimulus, over conditioning, bahkan pembiasaan dan drilling dianggap menyebabkan orang beramal robotik namun juga tidak permanen.

Pantas saja jika hari ini ummat Islam tak memiliki etos hebat yang berangkat dari dalam jiwanya, bisa jadi karena diawali sempit memaknakan niat, padahal niat itu suatu mindset strategis yang dahsyat yang menggerakkan manusia untuk beramal… Selanjutnya

- Dakwah, FBE, IMTAQ

Renungan Pendidikan #15 – Membekali Taqwa

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.

Pada galibnya anak anak kita kelak sepeninggal kita akan menghuni suatu zaman yang mungkin “beyond imagine”, yang tidak pernah terbayangkan oleh kita akan seperti apa.

Saat ini saja, zaman ini sudah membuat kita, kebanyakan para orangtua tergagap gagap, tergopoh gopoh, terkejut kejut, terpana, terpesona dan sebagian lagi tergila2.

Kebanyakan kita, tanpa sadar, sudah merasa tak sanggup mendidik anak anak kita sendiri. Kita merasa zaman sudah terlalu edan atau kitanya yang sudah tenggelam dalam dunia yang membuat edan, sehingga melalaikan pendidikan anak anak kita.

Kita umumnya lebih suka menitipkan anak anak kita di lembaga, di asrama dll lalu merasa telah mendidik dengan alasan klasik bhw kita tidak mampu mendidik sendiri.

Jika demikian, lalu apa yang kita tinggalkan untuk anak anak kita agar mereka mampu menjalani kehidupan sesuai misi penciptaannya di zaman yang akan datang itu kelak?

Meninggalkan harta warisan yang banyak? Meninggalkan… Selanjutnya

- Dakwah, FBE, IMTAQ

Renungan Pendidikan #14 – Segala yang ada di muka bumi memiliki sunnatullah tahapan pertumbuhannya

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.

Segala yang ada di muka bumi memiliki sunnatullah tahapan pertumbuhannya masing-masing yang berkorelasi dengan dimensi waktu dan dimensi kehidupan.

Ada masa dimana benih atau biji ditanam dan disemai, ada masanya benih bertunas, ada masanya tumbuh cabang dan daun, ada masanya berbunga, ada masanya berbuah begitu seterusnya.

Untuk setiap masa itu ada cara dan tujuannya masing-masing. Dalam sunnatullah perkembangan atau pertumbuhan ini maka tidak berlaku kaidah “makin cepat makin baik”, juga jangan terlalu terlambat untuk tiap tahapannya. Segala sesuatunya akan indah bila tumbuh pada saatnya.

Inilah potensi fitrah perkembangan, dimana semua upaya dan tujuan menumbuhkan fitrah harus sesuai tahapan fitrah perkembangan. Karena peran pendidikan adalah menumbuhkan fitrah anak anak kita maka pendidikan fitrah keimanan, pendidikan fitrah belajar dan pendidikan fitrah bakat sebaiknya mengikuti sunnatullah tahapan waktu.

Maka dalam pandangan… Selanjutnya

- Dakwah, FBE, IMTAQ

Renungan Pendidikan #13 – Mari kita perbaiki jiwa dan keimanan kita

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.

Sesungguhnya sebelum kita dilahirkan ke muka bumi, setiap kita pernah bertemu Allah dan bersaksi bahwa Allah benar adanya sebagai Robb kita. “Alastu biRobbikum? Qoluu Balaa Syahidnaa”, begitu bunyi ayatnya di dalam alQuran.

Walau kita lupa peristiwa persaksian itu namun, itu semua itu terekam kuat bahkan terinstal di dalam fitrah keimanan setiap bayi yang lahir.

Karenanya tidak ada satu kaum atau suku pun di muka bumi yang tidak memiliki Tuhan dan tempat beribadah. Karena secara fitrah sesungguhnya setiap manusia menyadari eksistensi Zat Yang Maha Hebat,

Zat Yang menciptakan, mengatur, memberi rizqi dan menguasai segalanya. Manusia menyadari bahwa bersandar pada Zat Yang Maha Segalanya adalah keniscayaan.

Itulah yang menjelaskan mengapa setiap bayi yang lahir “menangis”, karena pada galibnya, setiap bayi merindukan Zat Yang Mampu Memeliharanya, Zat Yang Memberi Rizki kepadanya, Zat yang Maha Hebat tempat menyandarkan semua kebutuhan… Selanjutnya

- Dakwah, FBE, IMTAQ, IPTEK, Mutiara Pagi

Imanan wa ihtisaban #5

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.

Orang orang pada sebuah bangsa berkembang sering merasa pesimis, bahkan minder bahwa negerinya yang miskin itu tak akan pernah mampu tampil hebat dan cemerlang karena kemiskinannya atau kelemahan ekonominya. Mereka mengatakan untuk menyelesaikan dahulu urusan perut dan kebutuhan materi lainnya sebelum bisa sampai pada kemajuan.

Sebagian orang orang pada bangsa berkembang itu kurang optimis pada masa depan, mereka lebih suka menyalah nyalahkan masa lalu, menyalahkan konspirasi negara maju yang melemahkan mereka, sibuk menyalahkan bangsa sendiri dstnya sehingga membuat mereka justru berjalan di tempat bahkan mundur ke belakang.

Seorang sosiolog mengatakan mengapa bangsa bangsa di timur mudah dijajah, itu karena ada sifat sifat dan fikiran fikiran dominan pada bangsa itu yang menyebabkan mereka layak dan pantas untuk dijajah.

Riset riset terbaru hari ini menunjukkan hal yang berbeda tentang kemajuan, bahwa kemajuan seorang individu,… Selanjutnya