Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.
Wahai pendiri sekolah, jika ingin buat sekolah unggul akademis maka terimalah siswa yg hanya berbakat akademis saja. Apa maksud sekolahmu terima sebanyak banyak siswa tanpa peduli bakat akademisnya padahal hanya untuk dicetak dan disaring menurut saringan keunggulan akademismu.
Bayangkan, bagaimana perasaan anak yang tak berbakat akademis di sekolahmu menyaksikan sekolah dan gurumu menyanjung nyanjung setinggi langit siswa yang berprestasi akademis, meletakkan derajat tertinggi si juara olimpiade akademis ini dan itu, selalu memajang nama si juara di baliho besar setiap hari, menyebut nyebut nama sang juara di upacara maupun di setiap pengumuman. Apa maksudmu begitu?
Gegabah sekali berfikir semua orang bisa hebat di akademis dengan memacu kompetisi akademis. Tidakkah pernah terfikir olehmu bahwa siswa siswa pecundang sekolahmu, yaitu si rata rata akademis dan si bodoh akademis akan rusak konsep dirinya? Bukankah mereka akan merasa dirinya warga kelas dua, tak cerah masa depan, belum kegilaan dan depresi karena ditekan setiap hari di rumah dan di sekolah agar bisa seperti siswa siswa elite juara di baliho itu.
Bagaimana bisa kau hebatkan segelintir anak dengan akademisnya, kau hancurkan konsep diri sebagian besar anak lainnya yang sesungguhnya punya bakat hebat di bidang lainnya. Bagaimana juga perasaan orangtua yang ternyata anaknya bodoh akademis di sekolahmu? Pasti hancur perasaan dan harapan mereka. Efeknya tak perlu ditanya lagi.
Wahai pendiri sekolah unggul akademis, mungkin cita citamu mulia, ingin melahirkan siswa berkualitas hebat akademis, orang orang hebat akademis di negeri ini, namun barangkali kau terlalu sibuk melihat kehebatan akademis dirimu dan kehebatan bangsa lain, kau lupa bahwa akademis bukan lagi ukuran kehebatan sebuah bangsa dan ukuran kualitas generasi masa depan. Kau terlalu memberhalakan akademis, kau fikir negeri ini akan hebat oleh banyaknya pakar akademis?
Sadarlah, anak anak kita diciptakan unik sesuai zamannya, mereka diciptakan untuk menghadapi masa depan bukan masa lalu. Hebatkanlah anak anak kita sesuai keunikan fitrahnya masing masing, maka akan hebatlah peradaban bangsa ini di masa depan. Ketahuilah ada beragam peran hebat yang dibutuhkan di masa depan bukan hanya peran peran akademisi dan kepandaian akademis.
Jika kau fokus pada akademis, maka jangan pernah menerima siswa yang tak berbakat akademis yang akan menjadi pecundang semata di sekolahmu dan barangkali pecundang selama sisa usianya. Sungguh tak adil dan tak beradab.
Salam Pendidikan Peradaban
#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah
Reff:
Wahai pendiri sekolah, jika ingin buat sekolah unggul akademis maka terimalah siswa yg hanya bakat akademis. Sekolahmu terima sebanyak banyak siswa tanpa peduli bakatnya, untuk dicetak dan disaring menurut… https://t.co/3SWt5X9tyF
— harry santosa (@harrysan05) May 8, 2018