Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.
Lailtul Qadr dan Misi Hidup
Setiap menjelang Ramadhan, terutama sejak masuk bulan Rajab dan Sya’ban disunnahkan memperbanyak amal shalih. Ini karena diperlukan persiapan mental dan spritual yang baik dalam rangka menyambut puncak Ramadhan, yaitu LailatulQadr. Malam yang penuh keistimewaan.
Mengapa istimewa, barangkali kita sudah tahu semua. Informasinya jelas di dalam Kitabullah. Inilah malam diturunkannya alQuran yang mulia. Inipula malam yang berderajat lebih baik dari 1000 bulan atau 83 tahun lebih.
Mengapa begitu? Karena pada malam ini pulalah turun para Malaikat dan Malaikat Jibril, dengan izin Robbnya, menetapkan segala ‘Amr atau Urusan atau Tugas. Kemudian malam itu penuh kedamaian hingga fajar.
Ketika menafsirkan ayat terakhir, Ibnu Katsir membawakan perkataan Qotadah dan ulama lainnya bahwasanya pada lailatul qadar diatur berbagai macam urusan. Ketika itu ajal dan berbagai rezeki ditetapkan.
Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam ayat lainnya
فِيهَا يُفۡرَقُ كُلُّ أَمۡرٍ حَكِيمٍ ٤ [ الدخان:4]
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”, [Ad Dukhan:4]
Menurut Imam Al Qurthubi (w. 671 H), dalam tafsirnya, Al Jâmi’ li Ahkâmi al Qur’ân, menyebutkan tiga pengertian Lailatul Qadr,
Pertama, lailatul qadr difahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia, kematiannya, rizkinya dan sebagainya, ini adalah pendapat Mujahid dan Ibnu Abbas ra.
Kedua, Az Zuhri dan lainnya menyatakan bahwa lailatul qadr berarti sebagai malam keagungan dan kemuliaan, ketaatan pada malam itu diberi balasan yang lebih baik daripada melakukan ketaatan tersebut pada 1000 bulan yang lain.
Ketiga, lailatul qadr dimaknai sebagai malam yang sempit, al qadr di maknai adh dhoyq, yang artinya sempit, karena pada malam ini bumi ‘terasa sempit’ disebabkan banyaknya malaikat yang turun ke bumi, ini penuturan al Khalîl.
Jadi mereka yang “berjumpa dengan Lailatul Qadr” adalah bukan mereka yang melihat fenomena materi kasat mata, namun mereka yang ruhnya atau jiwanya berjumpa dengan ketetapan ‘Amr atau Tugas Langitnya.
Inilah sesungguhnya titik puncak kesuciannya atau keimanannya sehingga mencapai kesadaran tentang apa sesungguhnya ‘Amr atau Tugas Langitnya atau Misi Hidupnya di dunia.
Mereka yang menjumpai dan menyadari ketetapan ‘Amr nya atau Tugasnya atau Misi Langitnya itu, seolah mencapai keabadiannya, maka ia setara dengan rata rata usia terpanjang yang bisa dicapai manusia, yaitu 1000 bulan atau 83 tahun lebih.
“Salamun hiya hatta matlail fajr” , kedamaian dan kesejahteraan diperoleh sampai fajar menyingsing. Fajar pagi hari dari malam itu bagi mereka yang menjumpai ‘Amr nya atau Misi Langitnya seolah cahaya baru dalam kehidupannya.
Sayangnya, kita sering menganggap peristiwa Lailatul Qadr adalah peristiwa materi, dimana kita melihat gejala gejala materi di alam seperti daun yang tak bergerak, air danau yang tenang, kesunyian yang beku dstnya. Itu penglihatan bathin mereka yang tercerahkan atau tersadarkan bukan penglihatan fisik atau lahir (zhohir).
Itu pulalah mengapa di malam malam terakhir Ramadhan kita diminta memperpanjang shalat malam (qiyamulail), agar Allah SWT karuniakan Qoulan Sadida.
Maka menjadi jelaslah mengapa kita perlu mempersiapkan dan mensucikan jiwa kita sejak dari bulan Rajab lalu bereskalasi di bulan Sya’ban dengan banyak amal amal yang mensucikan jiwa lalu kemudian semakin memuncak pada bulan Ramadhan. Agar ketika sampai akhirnya tiba di titik puncak Ramadhan, sepertiga Ramadhan terakhir, kita mampu menyambut Lailatul Qadr, malam ketika bertemunya kita dengan Misi Langit yang harus kita tunaikan di dunia.
Ucapkanlah
اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ وَاَعِنَّا عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ
Allohumma baarik lanaa fii rojaba wa sya’banaa wa ballighnaa romadhonaa
“Wahai Allah berilah kami keberkahan di bulan Rojab dan Sya’ban dan sampaikan kami pada bulan Romadhon.”
Salam Pendidikan Peradaban
#fitrahbelajardanbernalar #fitrahbasededucation #pendidikanberbasisfitrah
Reff: