اَ لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Semoga kisah ini dapat menambah kekhusyukan Shalat kita.. Amin.. 🙂
Seorang manusia, pastilah mempunyai cinta yang dalam kepada bapaknya, anaknya, saudaranya, istrinya, kaum keluarganya, harta kekayaannya, perniagaan dan bisnisnya, serta tempat tinggalnya. Tetapi, hendaknya cinta kita itu jangan sampai melebihi cinta kita kepada Allah, Rasul-Nya serta berjuang di jalan Allah. Kalau itu sampai terjadi, maka tunggulah sampai Allah swt membuat keputusan.
Apakah ada manusia yang seperti itu ? Manusia yang seperti itu sudah ada dan ia hidup ribuan tahun sebelum datangnya Nabi Muhammad saw, ia adalah Ibrahim as kisahnya seperti ini :
Ketika Ibrahim as diuji apakah ia lebih cinta bapaknya atau Allah ? Maka ujian ini berhasil. Ia lebih cinta kepada Tuhan daripada bapaknya. Bahkan ketika Ibrahim as mendoakan bapaknya, Allah berfirman, bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah. Tetapi karena Ibrahim as sudah berjanji akan mendoakannya, maka tetap saja ia berdoa untuk bapaknya. Suatu cinta yang sangat wajar, cinta kepada orang tua. Tetapi setelah diberi tahu bahwa bapaknya adalah musuh Allah, Ibrahim as lebih memilih Allah. Sesungguhnya Ibrahim itu sangat lembut hatinya, kata Allah.
Ketika Ibrahim as diuji, apakah ia lebih cinta Allah ataukah lebih cinta teman2nya ? Ia pun lebih rela dibakar hidup2 oleh Raja Namrud cs. Seperti diketahui bahwa Raja Namrud setelah kalah berdebat dengan Ibrahim, malunya demikian besar. Dalam debat itu, Ibrahim mengatakan Tuhanku adalah Yang menghidupkan dan Yang Mematikan. Aku juga bisa menghidupkan dan Mematikan, kata Namrud dengan som-som. Maka Ibrahim menjawab lagi, Tuhanku dapat menerbitkan matahari dari Timur, kalau memang kamu tuhan, silahkan terbitkan matahari dari barat ? Namrud keok…ia tak dapat menjawab. Jelah malu lah dia. Kebencianterhadap Ibrahim as bertambah besar.
Demikian bencinya yang sangat besar kepada Ibrahim as., maka disiapkan prosesi pembakaran Ibrahim as. Ibrahim tetap tenang saja. Walau ditingal bapaknya, walau ditingal teman2 nya. Ia tetap tawakal hanya kepada Allah swt saja.
Ketika badannya sudah hampir dilempar ke dalam api. Ibrahim as didekati oleh Malaikat Mikail as yang tugasnya menurunkan hujan. Apakah kamu perlu hujan besar supaya api itu padam ? Apakah kamu datang menolong saya atas perintah Allah. Bukan, tetapi saya kasihan saja melihat kamu. Kalau begitu saya tidak perlu bantuan kamu. Padahal, besarnya kepala malaikat penurun hujan itu dapat menampung seluruh air laut beserta hujan yang sudah pernah ditumpahkan ke bumi, bahkan lebih besar lagi. Datang juga malaikat Jibril as untuk datang membantu. Tapi bantuan itu juga ditolaknya dengan halus.
Tawakal hanya kepada Allah swt betul2 dilakoni Ibrahim as. Dalam keadaan genting dan kepepet, masih saja ia tetap tawakal hanya kepada Allah swt. Coba kalau kita yang didatangi kedua malaikat itu. Tanpa basa basi langsung diterima deh bantuan itu.
Namun, tawakal Ibrahim as itu pun berbuah juga. Sedetik sebelum dilempar ke dalam api, Allah berfirman, “wahai api, menjadi dinginlah engkau untuk Ibrahim as. Di dalam api, Namrud dan konco2nya dapat menyaksikan Ibrahim as duduk di singgasana laksana seorang Raja. Segala macam makanan dan buah2an dari surga didatangkan untuk Ibrahim as. Kejadian itu disaksikan oleh Namrud cs dari kejauhan. Selama 40 hari dibakar Ibrahim as malah tambah sehat. Setelah itu Ibrahim pun diusir.
Di pengungsian, Nabi Ibrahim as menjadi peternak. Dari sepasang kambing, dalam waktu yang tidak terlalu lama, ia pun telah mempunyai ribuan ekor kambing. Setiap tetamu yang datang selalu dapat hidangan kambing bakar dari Ibrahim as. Bahkan malaikat2 yang diutus untuk memusnahkan kaum Nabi Luth as juga ditawari kambing guling, ketika mereka mampir ke rumahnya. Nggak usah repot2 deh…..,gw ini malaikat tauk !
Mempunyai kambing yang banyak, dengan peternakan yang megah bukanlah tujuan hidupnya Ibrahim as. Disuruhnya, pembantunya yang menggembalakan kambing untuk mengucapkan kalimat tauhid : “Laa ilaha ilallah..” Setiap sekali ucapan kalimat tauhid, hadiahnya seekor kambing. Sampai2 habislah kambing2 kepunyaan Ibrahim as. Karena ia tahu bahwa ia hidup didunia ini bukan untuk jadi peternak, tetapi untuk mengajak manusia ke jalan Allah. Sekali lagi ujian ini pun berhasil dilaluinya dengan baik.
Ujian yang terakhir adalah ketika ia disuruh menyembelih anaknya Ismail as. Maaf kalau agama lain mungkin Ishak as yang disembelih ya?! Karena kecintaan kepada Allah sudah berkurang dengan lahirnya Ismail as, maka Alah mencoba kesetiaan Ibrahim as terhadap Allah swt. Ujian itupun juga berhasil dilaluinya.
Jadilah Ibrahim as itu seorang yang hanif, seorang yang lurus dalam mencintai Allah swt. Hingga hari kiamat, nama Nabi Ibrahim as selalu disebut di dalam shalat. Dan Jadilah Ibrahim as itu mendapat julukan Khalilullah, teman Allah.
Ketika Nabi Muhammad saw Mi’raj ke langit, di langit ke tujuh, ia melihat seorang tua dengan jenggot putih yang panjang dan kelihatan sangat letih. Nabi bertanya kepada Jibril as, siapa orang tua itu ? ternyata Ia adalah Ibrahim as. “Selamat datang anak yang baik” sapa Ibrahim as kepada Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw berjumpa dengan Nabi2 lain di langit kesatu, dua, tiga, empat, lima dan enam. Tetapi Nabi Ibrahim as ia temui ada di langit ketujuh. Ini menunjukkan kedekatan yang sangat antara Ibrahim as dan Allah swt.
Ketika hendak naik ke Arasy, Malaikat Jibril as mempersilahkan Nabi untuk menghadap Allah swt sendirian saja. Antara langit ketujuh hingga ke Arasy ada 70 ribu tirai yang terbuat dari cahaya. Cahaya itu akan membakar siapa saja yang berusaha menembusnya, termasuk juga akan membakar sayap2 Malaikat Jibril as. Sayap2 Jibril as itu lebarnya dari timur hingga ke barat.
Kemuliaan Malaikat Jibril as itu ternyata tidak seberapa dibanding kemuliaan Nabi Muhammad saw. Tubuh Nabi tidak terbakar oleh 70 ribu tirai itu. Dan, Nabi pun sampailah di Arasy. Ketika hendak masuk ke Arasy, Nabi pun membuka kasutnya. Tapi Allah swt melarangnya, karena debu2 yang menempel di sepatu/ sandal orang yang berdakwah itu lebih mulia daripada permadani di Arsy.
Sesampai di Arasy, Nabi menengok kiri dan kanan, atas dan bawah, depan dan belakang, yang nampak hanyalah Wajah Allah swt yang sangat indah, bahkan lebih indah daripada Surga Firdaus, Surga tertinggi yang disediakan bagi orang2 yang beriman.
Percakapan antara Nabi Muhammad saw dengan Allah swt diabadikan hingga kini di bacaan tasyahud awal hingga akhir di setiap kita shalat. Itu sebabnya shalatnya seorang mukmin itu laksana mi’raj. Karena shalat itu juga adalah percakapan antara seorang hamba dengan Tuhannya. Bahkan setiap bacaan dari mulai takbiratul ikhram hingga salam, selalu dibalas oleh Allah swt. Sayangnya kita tidak dapat mendengar langsung, jawaban apa yang diberikan oleh Allah swt pada setiap kalimat demi kalimat yang kita baca itu di dalam shalat.
>>Nabi Muhammad saw : Attahiyatu mubarakatu shalawatu lillah (Segala pujian, selamat dan selawat hanya untuk Allah)
>>Allah swt : Assalamualaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakatuh (Selamat, rahmat dan berkat juga untuk para Nabi)
>>Muhammad saw : Assalamu ‘alaina wa ‘ala ibadikassholihin (Semoga selamat juga dilimpahkan untuk hamba2 Mu yang soleh). Ashadu anla ilaha ilallah (aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah)
>>Allah swt : Wa ashadu anna Muhammadar Rasullullah ( Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah) Allahuma shalli ‘ala Muhammad (Semoga Allah melimpahkan keselamatan untuk Muhammad)
>>Muhammad saw : Wa ‘ala ali Muhammad ( keselamatan juga untuk ahli Keluarga Muhammad)
>>Allah swt : Kama shalaita ‘ala Ibrahim (Demikian juga keselamatan atas Ibrahim)
>>Muhammad saw : Wa ‘ala ali Ibrahim (juga atas ahli keluarga Ibrahim)
>>Allah swt : Wa baarik ‘alaa Muhammad (Semoga berkah untuk Muhammad)
>>Muhammad saw : Wa ‘ala ali Muhammad (Dan juga atas ahli keluarga Muhammad)
>>Allah swt : Kama barakta ‘ala Ibrahim (Sebagaimana berkah untuk Ibrahim)
>>Muhammad saw : Wa ‘ala ali Ibrahim (Dan juga atas ahli keluarga Ibrahim). Fil alamina innaka hamidumajid. (Sungguh Di Alam Semesta Ini, Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Mulia.)
Kemudian barulah turun perintah shalat lima waktu itu.
(Yang benar dari Allah swt, yang salah dari saya yang banyak dosa) 🙂
wassalamu”alaikum wr wb