- Dakwah, FBE, IMTAQ

Renungan Pendidikan #24 – Merekalah alasan mengapa kita ada di muka bumi

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.

Jika beriman dan bersyukur, sesungguhnya menjadi Ayah Bunda adalah aktifitas yang paling indah dan sangat menyenangkan di muka bumi.

Luqmanul Hakim adalah sosok ayah yang paling mengimani dan mensyukuri semua karunia fitrah yang Allah berikan pada anak anaknya, sehingga memiliki kemampuan mendidik yang hebat bahkan namanya diabadikan di dalam alQuran.

Sayangnya, banyak para orangtua hari ini yang kurang mengimani dan mensyukuri kenyataan bahwa Allah swt telah mengkaruniakan begitu banyak kebaikan berupa potensi fitrah2 baik yang telah ada semenjak anak anak mereka dilahirkan.

Pada kenyataannya banyak dari kita para orangtua yang tidak yakin dengan potensi2 fitrah yang ada pada anak2nya sehingga terlalu mudah melalaikan pendidikan anak2nya atau sebaliknya terlalu obsesif menggegas dan mencetak anak2nya.

Jika memahami peran mendidik dalam landsekap peradaban, maka pekerjaan mendidik anak adalah pekerjaan para Nabi sepanjang sejarah, pekerjaan mulia membangun peradaban dengan mendidik generasi peradaban.

Setiap anak yang lahir di tengah keluarga kita, adalah karunia terindah sekaligus “big project”, yaitu proyek besar peradaban yang berhadiah syurga dan tentu saja keridhaan tiada tara Allah swt.

Maka bahu membahulah, wahai AyahBunda, KakekNenek, PamanBibi dll dalam kebersamaan menjalankan proyek besar bernama “mendidik generasi peradaban untuk melahirkan peran peran peradaban masa depan yang penuh rahmat dan manfaat”. Mendidik tanpa bertujuan kepada peran peradaban anak2 kita akan melahirkan generasi yang akan ditindas dan dijajah peradaban.

Maka segeralah kembali beriman, bersyukur dan berperanlah dalam mendidik anak anak kita. Iman akan melahirkan keberanian dan ketenangan serta optimisme dalam mendidik. Syukur akan melahirkan kesadaran obyektif yang positif atas semua potensi anak anak kita. Peran akan membuktikan keimanan dan kebersyukuran kita.

Jangan ragu, rancanglah pendidikan berbasis fitrah dan akhlak bagi anak anak kita. Buatlah perencanaan dan kerangka kerja (framework) operasional pendidikan anak anak kita dengan sebaik baiknya. Mendidik potensi fitrah anak anak kita berarti juga mendidik dan mensucikan fitrah kita sebagai orangtua mereka.

Manfaatkan setiap momen untuk mendidik anak sebaik baiknya. Andai jika esok lusa berencana berwisata atau berekspedisi atau berjalan jalan membawa anak2 kita maka rencanakanlah sebaik baiknya, pastikan semua fitrah direncanakan untuk dibangkitkan, baik fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat sesuai dengan fitrah perkembangan usianya.

Untuk mampu menjalankan itu maka kita memerlukan “Qoulan Sadida”, perkataan yang berbobot, yaitu gagasan fikiran yang bernas, keyakinan perasaan yang mantap, kelembutan dan kefasihan tutur serta kecermatan dan konsistensi tindakan.

Maka perbanyaklah mendekat kepada Allah, perbanyaklah shaum sunnah, perbanyaklah tilawah, perbanyaklah mengingat Allah dan bangunlah sepertiga malam untuk sholat agar Allah swt turunkan Qoulan Sadida. Begitulah keindahan proyek besar mendidik peradaban.

Renungkanlah, apa yang kita sisakan dari hidup kita tanpa mendidik anak anak kita sendiri dengan tulus, ikhlash, penuh cinta, tenang dan optimis.

Merekalah alasan mengapa kita ada di muka bumi, dalam rangka melanjutkan misi risalah yaitu menyempurnakan akhlak manusia dan peradaban dari generasi ke generasi sepanjang sejarah manusia hingga akhir zaman.

Sesungguhnya, anak anak kita adalah karunia dan karya terindah yang akan menyelamatkan dan membanggakan kita di hadapan Allah swt dan para Nabi ketika hari akhir nanti.

Salam Pendidikan Peradaban

#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah

Sumber : https://www.facebook.com/notes/millenial-learning-center/kumpulan-renungan-pendidikan-1-27/783415225073408

About dimaspramudia

Read All Posts By dimaspramudia

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.