Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.
Tiap bayi kita yg lahir adalah pembelajar tangguh sejati. Lihatlah tidak ada bayi yg memutuskan merangkak seumur hidupnya. Mereka menuntaskan belajar “jalan” nya dgn gigih sampai bisa berjalan bahkan berlari dan melompat. Tugas kita hanya memberi kesempatan, ruang yg aman dan semangat.
Tiap bayi kita yg lahir adalah penjelajah (discoverer) yg sangat serius dan kurius (curious). Lihatlah semua sudut di dalam rumah serta perabotan bahkan yg berbahayapun tdk luput dari targetnya. Mereka suka meraba, menyentuh, memegang apapun yg bisa dijangkaunya. Tugas kita hanya memberi kesempatan, ruang yg aman dan semangat.
Tiap bayi kita yg lahir sangat kreatif dan kaya imajinasi. Lihatlah bagaimana mereka mewarnai gambar langit dengan ungu, pohon2 dengan biru, rumput dengan jingga dstnya.
Mereka berimajinasi keranjang pakaian sbg perahu, gayung kamar mandi sbg kapal selam, sapu sebagai pedang dstnya. Tugas kita hanya memberi kesempatan, ruang yg aman dan semangat.
Banyak orang menduga kemampuan manusia yg utama dalam belajar adalah adaptasi, padahal semua binatang dan tumbuhan juga bisa beradaptasi. Ada yg menyangka kemampuan manusia yg utama adalah kompetisi padahal hewan dan jin pun berkompetisi.
Ketahuilah bahwa kemampuan manusia yg utama adalah mengelola, mengklasifikasi, menginovasikan serta mewariskan pengetahuannya sbg produk dari potensi fitrah belajarnya. Seribu ekor kera bisa dilatih memancing ikan, namun tdk satupun dari mereka yg mampu menciptakan kail dan mewariskannya pd anak2nya.
Sejak langit dan bumi diciptakan, lalu ditempatkan Adam di atasnya, maka yg pertama Allah berikan adalah mengajarkan Adam, nama-nama semua benda (taxonomy). Inillah potensi fitrah belajar yg Allah berikan sebagai bekal penting dari makhluk yg ditakdirkan menjadi khalifah di muka bumi.
Karena itu sesungguhnya setiap anak yang lahir telah memiliki Potensi Fitrah Belajar. Para orangtua dan pendidik tidak perlu panik menggegas kemampuan belajar anak2nya.
Anak2 hanya memerlukan sebuah ruang terbuka di alam dan hati orangtua yg terbuka bagi imajinasi kreatifnya, bagi curiousity-nya, bagi ketuntasan eksplorasi belajarnya, bagi penjelajahan dan petualangan belajarnya, bagi kesempatannya utk semakin menjadi dirinya.
Tidak perlu tempat dan gedung belajar yg khusus, semua sudut di muka bumi adalah taman belajar yang indah. Di pasar, di kebun, di stasiun kereta, di sungai, di museum, di terminal, di atas pohon, di tukang sayur keliling, di perahu, di hutan, di sawah, di bengkel dsbnya.
Alam dan budaya masyarakat Indonesia terlalu kaya untuk diabaikan dan dimubazirkan. Bangkitkan fitrah belajarnya yg sdh ada agar terjaga dan tumbuh subur melalui bumi Allah yg luas.
Tidak perlu waktu belajar yg khusus, semua waktu dan peristiwa yg berseliweran setiap saat adalah momen belajar yg banyak hikmahnya. Bangkitkan fitrah belajarnya atas kesadaran hikmah peristiwa yg ada.
Tidak perlu guru “khusus” yg formal, semua makhluk bisa menjadi guru, semua praktisi kehidupan adalah guru, semua peristiwa dalam kehidupan adalah guru dan penasehat, bahkan peristiwa musibah dan kematianpun bisa menjadi guru.
Jika ada anak yg hanya belajar ketika akan ujian, ketika disuruh, ketika ada tugas, ketika diancam, ketika panik krn tertekan, maka fitrah belajarnya telah terkubur dalam dalam.
Jika ada anak yg belajarnya krn ingin juara, ingin hadiah, ingin nilai, ingin dipuji, ingin mendapat ranking, ingin mendapat sertifikat, ijasah dan gelar maka fitrah belajarnya telah tersimpangkan.
Mari percaya diri untuk mendidik sendiri anak2 kita sendiri, agar kitalah yg memastikan potensi fitrah belajarnya terjaga, tumbuh sempurna, indah merekah. Karena kitalah yg diberi amanah menjaga fitrah anak2 kita dan akan ditanya di akhirat kelak.
Salam Pendidikan Peradaban
#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah