Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.
Petunjuk Jalan vs Peta Jalan
Kita dihadirkan di muka bumi tentu dengan maksud yaitu untuk beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah di muka bumi. Itu adalah alasan Allah menghadirkan kita atau the purpose of creation atau the purpose of life.
The purpose of life jelas mengendalikan kehidupan kita, namun setiap purpose atau maksud pasti menghendaki tugas atau peran spesifik yang merupakan alasan kehadiran spesifik kita di dunia. Sebagai contoh, jika maksud kita mau ke Bandung, maka tentu dibutuhkan peta jalan untuk menuju Bandung. Nah peta jalan itulah yang harus kita tempuh sebagai tugas atau alasan kehadiran kita di dunia.
Jika tugas atau alasan kehadiran ini bisa dicapai, maka tercapailah maksud penciptaan untuk beribadah dan menjadi Khalifah Allah di muka bumi. Kalau begitu, lalu apa alasan kehadiran kita di dunia? Apa tugas spesifik yang Allah kehendaki kita lakukan?
Jika kita mampu menemukan tugas spesifik kita maka inilah yang disebut jalan atau jalan hidup, sebagian orang menyebutnya panggilan hidup. Setiap manusia bahkan Nabi Allah sepanjang sejarah selalu memulai perjalanan hidupnya dengan menemukan jalan hidupnya.
Pepatah bijak mengatakan, “barangsiapa yang menempuh jalannya, maka akan sampai kepada tujuannya”
Dan setiap sholat wajib hukumnya bagi kita untuk meminta jalan, “ihdina shirothol mustaqim” , tunjukkanlah kami jalan yang lurus.
Rasulullah SAW pernah menggambarkan sebuah garis lurus di pasir dengan sebatang kayu, lalu mengatakan, “Inilah Jalan yang lurus”, kemudian beliau menggambarkan garis garis cabang di sisi sisi garis lurus itu dan mengatakan, “Inilah Cabang cabang, Ikutilah Jalan yang lurus”.
Maka sesungguhnya wajib bagi kita menemukan jalan hidup kita itu.
Lalu banyak yang bertanya bagaimana menemukan jalan atau peran atau alasan kehadiran (find your why) yang Allah kehendaki bagi kita di dunia. Pertanyaan ini sangat penting (highest priority in our life) karena ini pulalah orientasi kita mendidik anak anak kita, yaitu mengantarkan anak anak kita generasi peradaban agar menemukan dan menempuh jalan atau takdir peran peradabannya.
Sesungguhnya jalan hidup kita atau panggilan hidup kita telah diinstal saat setelah jasad ditiupkan ruh kemudian menjadi jiwa. Kepada jiwa inilah jalan hidup atau peta jalan itu diinstal, namun di awal masih berupa pre-dispose atau sesuatu yang masih berupa benih dan harus diaktifasi. Itulah yang kita kenal dengan istilah Fitrah.
Fitrah inilah cikal bakal peta jalan seseorang, sementara Kitabullah adalah petunjuk atau rambu rambu yang memandu manusia menjalani peta jalan itu untuk mencapai maksud penciptaannya. Maka rawat dan tumbuhkan saja semua aspek fitrah itu, karena dari sanalah kita akan mampu melihat pola jalan kemudian menjadi peta jalan.
Tanpa peta jalan, maka fungsi Kitabullah sebagai Petunjuk Jalan menjadi tidak berguna. Sebagaimana keledai yang tak tahu jalan, kemudian memikul Kitab Kitab. Sampai di sini barangkali kita bisa mulai memahami mengapa ada ulama yang mengatakan, “barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya”
Inilah esensi dan substansi pendidikan sesungguhnya yaitu merawat dan menumbuhkan semua aspek fitrah ananda agar kelak ia menemukan peta jalannya dan Kitabullah kemudian memandu jalannya agar sampai kepada tujuannya yaitu beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah Allah di muka bumi sehingga Allah menjadi ridha lalu dimasukkan ke SyurgaNya.
Kalau begitu apa saja jalan hidup seseorang sesuai fitrahnya
1. Fitrah Keimanan, jika tumbuh paripurna, kelak akan menjadi peta jalan atau peran untuk menyeru kepada kebenaran (peran da’iyah)
2. Fitrah Belajar n Benalar, jika tumbuh paripurna, kelak akan menjadi peta jalan atau peran untuk memakmurkan dan melestarikan bumi dengan inovasi
3. Fitrah Bakat, jika tumbuh paripurna kelak akan menjadi peta jalan atau peran untuk memberi banyak karya solutif dalam kehidupan masyarakat
4.Fitrah Seksualitas, jika tumbuh paripurna kelak akan menjadi peta jalan atau peran untuk menjadi ayah sejati dan ibu sejati, termasuk suami sejati dan istri sejati
Dstnya.
Lalu Kitabullah memandu peta jalan atau peran peradaban itu agar sempurna, indah dan berbahagia.
Mari didik fitrah diri kita dan fitrah anak anak kita agar kita menemukan peta jalan atau peran spesifik peradaban di dunia lalu Kitabullah bekerja memandunya sehingga menebar rahmat dan manfaat bagi semesta lalu tercapailah maksud penciptaan.
Salam Pendidikan Peradaban
#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah
Reff:
Petunjuk Jalan vs Peta Jalan
Kita dihadirkan di muka bumi tentu dengan maksud yaitu untuk beribadah kepada… https://t.co/zgfKgRCRk6
— harry santosa (@harrysan05) March 16, 2018