- Dakwah, FBE, IMTAQ, IPTEK

Nahnu Du’at Qobla Kulli Syai’

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.

Nahnu Du’at Qobla Kulli Syai’

Mengembalikan Makna

Kalimat atau Frase di atas adalah ungkapan populer di kalangan aktifis dakwah, maknanya kurang lebih adalah “Kami adalah para Da’i (Penyeru kpd Allah), yaitu peran Utama sebelum peran yg lainnya.

Frase ini sebenarnya sangat dahsyat, apalagi jika peran da’i ini merupakan Misi Hidup secara keseluruhan dan menjiwai peran peran kehidupan yang lainnya dan bukan berdiri sendiri.

Misi Hidup berangkat dari Aspek Keimanan berupa Peran Dakwah ilallah

Dalam perspektif pendidikan berbasis fitrah, keimanan seseorang adalah fitrah yang harus dirawat, dibangkitkan, ditumbuhkan dan disadarkan juga diuji agar sampai kepada derajat peran Penyeru Kebenaran atau Penyeru kepada Allah (Da’iyan Ilallah).

Dalam perspektif dunia modern, beberapa Ulama menyebut peran Da’i sebagai Change Maker, begitupula peran atau misi para Nabi sepanjang sejarah sebagai pembuat perubahan. Sebenarnya bukan merubah menjadi baru, tetapi mengembalikan seperti sebagaimana kesejatian fitrah manusia, dalam hal ini Tauhid.

Oleh karena itu Fitrah keimanan bisa dikatakan gagal tumbuh paripurna jika hanya berhenti pada keyakinan tanpa keberanian hijrah dan tanpa inisiasi perjuangan atau jihad dalam suatu bidang kehidupan dalam rangka menyeru kepada Allah atau menolong agama Allah.

Peran Da’i ini adalah sesungguhnya jantung dari Misi Hidup seseorang di dunia, karenanya harus berwujud pada hal yang sangat spesifik untuk diperjuangkan. Namun juga harus meliputi semua peran peran atas fitrah fitrah lainnya di bawah payung peran da’i atas keimanannya itu, baik peran dalam profesi atau bisnis, peran keayahbundaan, peran inovasi, peran kolaborasi sosial, peran mendamaikan dunia dstnya.

Maka yang pertama kali harus ada dalam Misi Hidup seseorang adalah keimanan atau titik kesadaran yang tumbuh dari keyakinan tentang hal apa atau dalam bidang apa yang kita merasa terpanggil, hal yang menggebu gebu ingin dilakukan untuk menolong agama Allah. Suatu hal yang diyakini dan ingin selalu bela sepanjang hidup anda dan memanggil manggil untuk ditolong, diselesaikan, dibantu dstnya.

Karenanya Misi Hidup itu harus prinsipil, harus ideologis, bukan strategis apalagi pragmatis atau temporer untuk kepentingan jangka pendek. Begitulah peran untuk berdakwah sebelum yang lainnya.

Peran Da’i Harus Spesifik

Bidang yang ingin diseru atau ditolong dari agama Allah itu harus spesifik, misalnya menolong anak yatim, membangun industri kedirgantaraan, menebarkan kebenaran Islam, mendidik atau menyelamatkan keluarga indonesia, menebarkan manfaat alQuran dstnya.

Lalu kemudian peran peran lainnya, masuk sebagai pendukung. Misalnya fitrah bakat masuk ke dalam misi hidup di atas sebagai solusi (solution maker).

Misalnya jika bidang yang dipilih adalah menyeru agama Allah dengan mendidik dan menyelamatkan keluarga indonesia, maka solusinya selaras dengan bakat, bisa dengan solusi berupa tulisan guidance book bagi yang berbakat menulis dan meneliti, atau solusi berupa pelatihan, pendampingan bagi yang berbakat pendidik, atau solusi berupa pendirian pusat pendidikan keluarga, LSM dll bagi yang berbakat oorganisatoris dstnya. Namun ingat bahwa pusatnya tetap Keimanan.

Begitu pula fitrah belajar dan bernalar, masuk ke dalam misi hidup sebagai metode untuk inovasi dalam splusi. Sementara fitrah seksualitas masuk ke dalam misi hidup berupa cara mengelola keluarga, membangun relasi dan cinta, merancang kurikulum personal agar anak dan keturunan bisa melanjutkan misi hidupnya itu dstnya.

Belajar dari Para Da’i Sejati

Teringat kehidupan para Da’i di Indonesia di masa lalu, mereka menjadikan dakwah atau peran da’i sebagai yang utama, melingkupi (bukan meninggalkan) peran atas bakat profesinya, peran atas keayahbundaan pada keluarganya, peran atas kepemimpinan dan kedamaian masyarakatnya, peran atas kerjasama dengan bangsa bangsa di sekitarnya, peran atas melestarikan alamnya dstnya.

Sebagai contoh, sepenggal kisah tentang Almarhum Muhammad Natsir, insyaAllah bisa mewakilinya. Beliau adalah satu diantara beberapa tokoh da’i Indonesia yang punya misi hidup dalam payung menyeru agama Allah.

Dalam peran da’i itu ia dihormati dunia. Sekolahnya hanya sampai setingkat SMA, bukan berarti ia tak mau sekolah, ia menolak untuk mendapatkan bea siswa di dalam negeri dan di LN, karena panggilan jiwanya untuk menyeru agama Allah lebih dominan, dan ia memilih jadi guru.

Namun bukan guru gajian yang berkutat menghabiskan lesson plan dan menjadi budak kebiadaban sistem, tetapi beliau guru mujahid dan mujtadid yang menjadikan peran Guru sebagai bagian solusi dari Misi Hidupnya untuk menyeru kepada Agama Allah.

Maka benar ucapan seorang Ulama yang mengatakan, seungguhnya yang benar itu bukan guru yang da’i, politikus yang da’i, pedagang yang da’i, dstnya, namun yang benar adalah da’i yang guru, da’i yang politikus, da’i yang pedagang dstnya, karena memang begitulah sejatinya, apapun peran atas profesi atau bakat yang kita jalani harus menyatu pada misi hidup dalam peran menyeru atau menolong agama Allah.

Begitupula menggali hikmah dari kehidupan pendidikan mereka, peran Da’i yang mereka jadikan Misi Hidup itu ernyata juga harus meliputi peran innovator. Almarhum Muhammad Natsir juga dikenal seorang pembelajar sejati, baginya titel tak penting, yang penting terus belajar dan berinovasi.

Walau hanya bersekolah formal sampai setingkat SMA, kita bisa melihat betapa bernasnya pemikiran beliau dari karya karya beliau, tulisannya maupun pidatonya juga aksi aksinya yang menggambarkan seorang yang tak pernah berhenti belajar, riset dan berinovasi, namun tetap dalam kerangkan peran menyeru agama Allah.

Benarlah firman Allah yang menyatakan bahwa mereka yang bertaqwa (fokus pada misi hidupnya), maka Allahilah yang akan mengajarkannya.

Begitupula dari kehidupan rumahtangganya, kita bisa belajar banyak. Ia adalah ayah dan suami yang tahu menempatkan peran keayahan dan kesuamian terbaik. Kisahnya hampir mirip dengan kisah Hasan alBanna, seorang da’i asal Mesir yang juga Da’i sejati yang seangkatan dengannya. Peran hebatnya di rumah apat dibaca dalam buku Cinta di Rumah Hasan alBanna.

Kesimpulan

Misi Hidup bukan berangkat dari bakat anda yang cemerlang, bukan dari kecintaan pada keluarga anda, bukan dari kemampuan belajar anda yang hebat, atau kehidupan sosial anda, tetapi Misi Hidup berangkat dari titik kesadaran atau titik pertaubatan kita atas keyakinan kita atau keimanan kita untuk menyeru kepada Allah atau menolong agama Allah atau Dakwah Ilallah

Maka kalimat, nahnu du’at qobla kulla syai’ , kami adalah da’i sebelum yang lainnya, seharusnya dimaknai dengan sungguh sungguh bahwa seorang Da’i (Change Maker) harus memiliki Misi Hidup yang berawal dari fitrah keimanannya, dan tidak berhenti sampai di titik itu, karena kemudian harus meliputi semua peran lainnya, baik peran atas fitrah bakatnya (Solution Maker), peran atas fitrah belajarnya (innovation maker), peran atas fitrah seksualitasnya (Regenration Maker), peran atas fitrah individualitas dan sosialitasnya (Social Collaboration Maker) dstnya.

Jelaslah bahwa kita semua harus punya Misi Hidup, dan fondasinya adalah penyeru kepada Allah. Setiap kita sejatinya adalah Da’i (Change Maker) untuk menolong agama Allah pada suatu bidang kehidupan, yaitu yang terbaik dalam memberikan solusi bagi Ummatnya atas bakatnya (Solution Maker), yang terbaik dalam inovasi (Innovation Maker), yang terbaik pada keluarganya dalam mendidik dan melanjutkan perjuangannya pada anak dan keturunan (Regeneration Maker) dstnya.

Jadi aneh bukan, jika ada yang merasa meyakini kalimat di atas “nahnu duat qobla kulli syai’ “, namun tak ada bidang spesifik yg diperjuangkan, bakatnya tak jelas sehingga tak punya solusi, malas riset dan inovasi hanya mengekor, dengan keluarga tidak membersamai, dengan masyarakat tidak mampu kolaborasi, dengan bangsa tak mampu mendamaikan, dengan alam tak melestarikan dstnya.

Salam Pendidikan Peradaban

#fitrahbasededucation #fitrahbasedlife

Reff:

About dimaspramudia

Read All Posts By dimaspramudia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.