- Dakwah, FBE, IMTAQ, Mutiara Pagi

Life Purpose (Tujuan Hidup)

#fitrahbasedlife

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.

Life Purpose

Seorang professor menuturkan masa kecilnya yang penuh kekerasan dari seorang ayah. Tiada hari tanpa kekerasan ayah terutama pada ibunya. Ia menuturkan, padahal ibunya seorang yang sangat baik, seorang perawat yang dipuji banyak orang atas kebaikannya, bahkan ketika wafatnya, banyak orang berdatangan untuk menyampaikan kisah kebaikannya selama masa hidupnya.

Waktu kecil, ia tak habis fikir, bagaimana seorang istri dan ibu yang sangat baik, bisa memiliki suami yang sangat buruk, pemarah, kasar dan suka melakukan kekerasan. Lalu ia mulai mempertanyakan Tuhan, mengapa Tuhan membiarkan hal ini terjadi, bukankah Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang?

Ketika beranjak pemuda, ia pun menyaksikan kekerasan di dunia, pembunuhan demi pembunuhan, kejahatan kemanusiaan yang masif dan acak, juga pengrusakan alam yang masif dstnya. Ia kembali mempertanyakan, mengapa Tuhan membiarkan semua kekacauan ini.

Doktrin ajaran agamanya, kristen, mengajarkan bahwa setiap manusia lahir membawa dosa bawaan (innate sins) yang merupakan dosa warisan dari Adam, yang terusir dari syurga karena berbuat dosa. Semua kisah tentang keberadaan manusia di dunia adalah hukuman. Karena itulah manusia dibuat menderita dan kemudian ada doktrin penebusan dosa.

Perjalanan masa kecilnya dengan dunia yang penuh kekerasan dan ketidakadilan dengan Tuhan yang “membiarkan”, serta doktrin agamanya yang mengatakan bahwa manusia dilahirkan membawa dosa, dosa warisan karena hukuman kepada Adam yang melakukan dosa besar melanggar larangan Tuhan itu kemudian membuatnya menjadi seorang Atheist.

Sampai ketika ia berusia 28 tahun, ia menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi, ia mendapatkan hadiah sebuah alQuran dari mahasiswanya seorang Arab Muslim. Sejak lama ia takjub, dengan beberapa mahasiswa muslim yang bisa menjelaskan hakekat hidup dengan jelas dan sederhana namun lengkap.

Suatu hari, saat ia merasa kehabisan buku untuk dibaca, ia mengambil alQuran yang diberikan sebagai hadiah tadi. Ia membaca dari depan dengan cepat, ia mengenal dalam agamanya dulu tentang puji pujian kepada Tuhan dstnya, sampai matanya tertumbuk pada ayat 30 surat alBaqoroh, tentang dialog Allah dan Malaikat tentang penciptaan Adam.

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)(a) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Ternyata Tuhan menciptakan manusia sebagai Wakil Tuhan di muka bumi, betapa mulianya, padahal selama ini doktrin doktrin agamanya selalu menonjolkan bahwa manusia dikirim ke dunia karena hukuman akibat dosa besar yang dilakukan.

Dan yang membuat Ia sangat kaget adalah bahwa ia merasa pertanyaannya selama ini tentang mengapa ada manusia yang begitu jahat dan Tuhan membiarkannya, ternyata diwakilkan oleh apa yang ditanyakan Malaikat, “mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan berbuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah?”

Ya, mengapa? padahal Allah mampu menciptakan makhluk yaitu Malaikat yang kerjanya hanya berbuat baik, “padahal kami (malaikat) senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau”

Argumentasi malaikat ini seolah mewakili semua pertanyaannya selama ini, tentang mengapa Tuhan menciptakan manusia yang jahat dan seolah membiarkannya dan mengapa tidak menciptakan manusia sebagai orang yang baik saja semuanya, sementara Tuhan mampu menciptakan makhluk seperti Malaikat yang kerjanya hanya berbuat baik semata

Namun ia merasa getun dan penasaran dengan Jawaban Tuhan di dalam alQuran yang nampak seadanya, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”

Apaa? Cuma itu jawabannya, cuma itu alasannya?

Namun kemudian hatinya bersemangat kembali, ternyata Tuhan menjawab dengan jelas dan utuh pada ayat berikutnya,

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”

Ternyata Allah membekali manusia kemampuan intelektualitas yaitu belajar dan mengajar untuk menjalani perannya sebagai khalifah.

Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”

Lalu Allah menegaskan kembali proses penciptaan Adam

“Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini(c), yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim”

“Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga(e) itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”

Kembali professor ini kaget, bahwa selama ini yang disebut dan didoktrin sebagai “dosa besar” Adam, namun alQuran hanya menyebutnya “digelincirkan”, apa maksudnya? Ini bukan dosa besar, hanya terpeleset saja, hanya salah langkah bukan sesuatu yang disengaja.

“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”

Jadi Adam bukan sedang dihukum ketika dikirim ke dunia, bukan juga sedang membawa dosa warisan, Adam sudah diampunkan, bahkan jauh sebelum diciptakan sudah ditetapkan untuk membawa penugasan yaitu sebagai Khalifah di muka bumi, sebagai wakil Allah yang telah dibekali kemampuan intelektualitas dan kebaikan lainnya.

Terjadi atau tidaknya peristiwa “tergelincir” Adam tidak akan menghalangi maksud Allah untuk menjadikannya khalifah di muka bumi. Peristiwa itu hanya penanda bahwa Adam siap sebagai manusia yang bisa salah dan bisa benar sehingga siap “release” ke muka bumi.

Singkat cerita, Professor Matematika ini kemudian masuk Islam. Namanya professor Jeffrey Lang, ia menulis banyak buku terkait dengan perjalanan pencariannya menuju agama yang benar.

Cerita di atas lengkapnya bisa dilihat di Youtube. Bagi teman teman yang masih berpendapat bahwa manusia lahir ke dunia karena dihukum, dikutuk, berdosa, membawa dosa warisan dstnya, semoga cerita ini bisa meluruskan pandangan itu.

Dalam perspektif Fitrah, tiada manusia yang dilahirkan dengan membawa dosa (innate sins), justru konsep fitrah dalam Islam menyatakan bahwa manusia lahir dengan membawa kebaikan (innate goodness) atau lengkapnya adalah innately predisposed to know God dan to do Good.

Fitrah adalah benih atau karakter, kondisi, sifat dstnya yang Allah persiapkan untuk menerima Kitabullah dan menjalani Life Purpose yaitu menjadi Khalifah di muka bumi.

So, tiada dosa warisan yang harus ditebus dan tiada maksud Allah untuk menghukum manusia dengan ditempatkan di muka bumi, tetapi manusia membawa fitrah kebaikan dan menjalani maksud penciptaan (Life Purpose) yang mulia, yaitu berperan sebagai Khalifatul fil Ardh,

Lalu…

” (Dialah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.[QS Al Mulk (67) : 2]

#fitrahbasedlife #fitrahbasededucation

Reff:

About dimaspramudia

Read All Posts By dimaspramudia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.