Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.
Kenali Peran Fitrah KeayahBundaan Sejak Awal
Dalam riset sederhana, sekitar sepuluh pasang suami istri menjalani family coaching (pendampingan keluarga) dengan beberapa psikolog. Hipotesa awal adalah kebahagiaan rumahtangga meningkat, jika komunikasi membaik.
Jadi diawali dengan membantu mengenali gaya komunikasi masing masing psangan, lalu dengan mengenali gaya komunikasi pasangan dan diberikan teknik komunikasi yang baik, diharapkan sinergi di dalam keluarga meningkat, khususnya dalam mendidik anak anaknya dan menjalani kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah warohmah.
Di awal nampak cukup memuaskan, terjadi komunikasi yang cukup baik dan dalam. Namun beberapa bulan berjalan, keluhan keluhan kembali berdatangan. Pasangan tidak serta merta mampu bersinergi dengan baik, sebagaimana diharapkan, yaitu dalam mendidik dan mencapai kebahagiaan atau ketenangan.
Kemudian, hipotesa dirubah, diduga banyak rumah tangga atau pasangan yang belum memiliki Misi Keluarga atau belum punya sesuatu yang diperjuangkan bersama, sehingga komunikasi yang baik jadi nampak tidak banyak membantu.
Pada sesi berikutnya, pasangan pasangan ini dibantu untuk menemukan misi personalnya, kemudian dibantu untuk mensinegikan misi personal ayah dan misi personal ibu sehingga menjadi misi keluarga. Walau nampak sulit menemukan misi, namun nampak pasangan pasangan itu seolah tercerahkan dan punya orientasi yang mulai jelas.
Namun, beberapa bulan kemudian, keluhan mulai bermunculan, bahwa misi keluarga masih sulit dijalani walau ditulis dan diakui. Ada kendala dalam menjalankan peran ayah dan peran ibu. Ternyata ditemukan penyebabnya, yaitu bahwa misi keluarga sebaik apapun akan sulit diwujudkan apabila masih ada overlap dalam memahami dan mengakui peran fitrah ayah maupun peran fitrah bunda.
Banyak ayah ternyata nampak masih belum memahami dan belum mengakui peran keayahan, mereka masih menyempitkan perannya sebatas peran mencari nafkah dan membiayai semata. Walau mencoba membuat misi keluarganya, namun para ayah jauh lebih paham misi perusahaan atau bisnisnya daripada misi keluarganya.
Begitupula ibu, nampak belum memahami dan mengakui peran keibuan dengan baik, misalnya takeover peran ayah sehingga jadi superwoman atau di sisi lain lebih banyak pandai menitip anak daripada mendidik sendiri. Para ibu jadi tergerus fitrah keibuannya, beberapa lebih galak dari suaminya, kurang ketulusan atau beberapa sebenarnya jadi sangat rapuh walau nampak gagah.
Maka kemudian, riset ini sementara merekomendasikan pada pasangan suami istri agar segera mengenali lebih dulu dengan seksama peran2 fitrah ayah dan peran2 fitrah bunda kemudian menerima dan mengakuinya.
Ini bisa diawali dengan pemetaan indeks fitrah keayahann dan fitrah kebundaannya, agar tahu kondisi existing, seberapa peran ayah dan seberapa peran bunda yg mereka akui dan jalani hari ini.
Jika sudh dipetakan, lalu gali kendala dan potensinya, dan definisikan sebagai base line kebutuhan untuk pengembangan. Munculkan gagasan dan idea yang banyak, kemudian pilih idea yang paling feasible. Dari idea itu rencanakan pengembangannya.
Ramadhan adalah momen yg tepat untuk merencanakannya dan bersepakat mengembangkannya agar peran dan fungsi fitrah keayahbundaan kita kembali bercahaya
Salam Pendidikan Peradaban
#fitrahbasedlife
Reff: