Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.
Kematian Orang Shalih
Keindahan akhir hayat orang2 shalih sering membuat kita terpesona sekaligus tafakur ingin menirunya. Lalu beberapa saat kemudian rutinitas hidup membuat kita kembali hanyut dan terjebak dalam pusaran dunia dan kembali hampa.
Tentu Allah tidak mengharamkan dunia, tidak melarang orang untuk kaya, berkuasa atau terkenal, namun ketika itu semua menjadi orientasi maka Allah mengharamkannya.
Bukan apa apa, semua itu tak menambah dan tak mengurangi kekayaan Allah SWT sedikitpun. Itu semua, baik perintah maupun larangan adalah demi kebaikan kita. Karena dunia hanya sarana bukan orientasi, lalu jika dunia jadi orientasi dan angan angan maka akan membuat kita disimpangkan dari jalanNya atau Tugas Langit kita.
Nah, justru mengapa akhir hayat orang orang shalih adalah akhir yang indah, karena mereka telah merampungkan tugas langitnya. Mereka fokus menunaikan panggilan jiwanya dan sekaligus panggilan Tuhannya sepanjang hidupnya.
Mereka orang orang shalih ini, berhasil fokus menjalankan Tugas Langit yang menjadi Misi Hidupnya sepanjang hidupnya. Fokus menjalankan tugas itu adalah taqwa.
Mereka para oramg shalih yang mendahukui kita itu berhasil menjadi orang bertaqwa, kerena mutaqien adalah makhluk yang sungguh sungguh menyambut dan fokus menjalankan tugas langit yang menjadi panggilan jiwanya itu, lalu mereka hati hati terhadap larangan Allah agar tak disimpangkan dari tugasnya itu.
Sungguh kemenangan itu bagi orang yang bertaqwa.
Maka indahnya kematian orang shalih yg fokus menjalani jalannya dengan penuh ketaqwaan itulah yang kita minta setidaknya 17 kali dalam sehari semalam. Bukankah kita meminta jalan sukses, shirotol mustaqiem, jalan yang lapang dan cepat menuju Allah SWT
“Ya Allah tunjukilah kami Jalan yang Lurus, yaitu Jalan orang orang yang Engkau beri nikmat…” (alFatihah ayat 6 dan 7)
Siapa yang Allah beri nikmat?
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”. (QS AnNisa 4:69)
Kita jelas bukan Nabi, barangkali sempit mendapat peluang menjadi Syuhada, kitapun barangkali tak pernah mampu mencapai derajat orang orang yg shidiq yang terlampau berat, namun minimal kita menggapai jalan hidup sebagaimana orang orang yang shalih menjalani jalannya dengan penuh nikmat… sampai menemui keindahan akhir hayatnya karena penuh manfaat bagi Ummat sehingga Allah menjadi ridha
Maka marilah kita rancang kehidupan sesuai fitrah lalu memandunya dengan Kitabullah, sehingga menjadi kehidupan yang baik (the good life).
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (hayatun thoyyibatun) “
(QS. An Nahl: 97).
Dengan kehidupan yang baik sesuai fitrah itulah kita berharap Allah akan membimbing kita menemukan Amal Shalih yang Allah ridhai yaitu Tugas Langit yang merupakan jalan sukses kita.
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah ke dalam keridhaan Robbmu, masuklah ke dalam golongan hambaKu dan masuklah ke dalam syurgaKu
#fitrahbasededucation #fitrahbasedlife
Reff: