Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.
Sepuluh hari terakhir dari 30 hari atau etape terakhir dari 3 etape Ramadhan, seharusnya menjadi puncak perjuangan menggapai sebanyak pahala di malam malam Qadr menuju 1 Syawal agar pada hari finishnya kita kembali fitri.
Begitupula dalam kehidupan, sepertiga waktu terakhir usia kita seharusnya merupakan pacuan produktifitas menebar manfaat secara eksponensial menuju husnul khatimah, bertemu Allah dalam keadaan seperti semula.
Begitupula Muhammad SAW, sejak diangkat menjadi Nabi di usia 40, maka 23 tahun atau sepertiga akhir hidupnya sampai wafatnya adalah masa masa prestasi spektakuler menuntaskan tugas atau misi Kenabiannya. Begitulah orang orang hebat sepanjang sejarah, menjelang akhir hayatnya justru menempuh masa emasnya atau golden age nya.
Namun sayangnya banyak orang di sepertiga waktu terakhir hidupnya malah berhenti berkarya, berhenti bekerja, lengser keprabon, mandeg pandito, menikmati uang dan simpanan pensiun dengan tinggal di tempat nyaman mencari ketenangan menunggu ajal. Mereka merasa bebas tugas setelah pensiun di usia 50, 60 atau 70 tahun.
Ketika seseorang berfikir bebas tugas, maka seluruh semesta sel dalam dirinya mengirim pesan bahwa ia sudah selesai, kemudian dengan serta merta sel sel mulai bersusulan berhenti berfungsi, berbagai penyakit kemudian datang dan kita sama sama telah melihat akhir hidup yang demikian.
Di Bulan Ramadhan, di 10 malam terakhir, mindset dan mental kita dididik untuk memandang bahwa akhir pacuan menjelang finish adalah akhir yang produktif dan menebar rahmat bahkan kita dikaruniakan Lailatul Qadr atau malam yang dikatakan lebih baik dari 1000 bulan.
Jika kita tunaikan pacuan akhir di bulan Ramadhan, hidup kita seolah abadi karena lebih baik dari 1000 bulan atau 82 tahun lebih, sebuah rentang waktu yang merupakan rata rata usia terpanjang manusia akhir zaman.
Maknanya, jika kita peroleh Lailatul Qadr, seolah hidup kita tak pernah bedakhir karena terus memberi manfaat, usia kita seolah telah melebihi 82 tahun dengan penuh karya dan manfaat. Inilah fase itqun minannaar, karena kita telah diampuni semua dosanya dan terhindar dari api neraka. Subhanallah.
Maka mari kita niatkan I’tikaf kita di 10 malam terakhir untuk menjemput malam lailatul qadr, menuai sebesar besar pahala dan memperoleh sebesar ridha Allah SwT dengan amal amal terbaik yang semakin mendekatkan diri kepadaNya.
Semoga Ramadhan di 10 hari terakhir memberikan sebesar besar kesadaran kita bahwa akhir kehidupan adalah puncak pacuan sebaik baik amal pahala. Maka jangan pernah pesimis dengan masa tua, justru makin bertambah usia semakin optimis dan produktif.
Salam Pendidikan Peradaban
#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah