- Dakwah, FBE, IMTAQ, Mutiara Pagi

Bakat Tak Cukup Sebagai Jalan Hidup

Bakat saja belum cukup

Bismillah.. semoga postingan kali ini disertai rahmat dan berkah Allah SWT.
Reff Mubaligh: Harry Santosa.

Bakat Tak Cukup Sebagai Jalan Hidup

Robbin William, ditemukan mati di dalam lemari, ia sengaja mengikatkan lehernya dengan dasi lalu menggantung dirinya. Dunia kaget, kerabat dan kenalannya heran, mereka tak “makesense”, seorang yg begitu sangat berbakat sebagai artis komedi, sangat kaya dan terkenal, karena membintangi berbagai film yg sangat berkesan dan menghibur seperti serial mork n mindy, atau Jumanji dsbnya.

Betapa banyak mereka yg hebat dalam bakatnya kemudian terkenal & kaya, namun akhir hidupnya depresi, narkoba, bahkan bunuh diri. Itu krn menyangka bakatlah inti jalan hidupnya.

Seungguhnya inti jalan hidup atau inti misi hidup adalah keimanan seseorang atau titik keyakinan untuk menolong agama Allah atau melakukan perubahan (change making) dalam suatu bidang kehidupan dengan memberi manfaat sebesarnya bagi Ummat sehingga Allah ridha, lalu bakat sebagai solusi (solution making) bagi suatu bidang kehidupan yg ingin kita perbaiki atau rubah itu.

“Katakanlah (ya Muhammad) setiap kalian beramal menurut bakat pembawaannya masing masing, namun Robbmulah yg paling tahu siapa yang paling tepat jalannya” (QS 17:84)

Syakilah akan menjadi Sabila dengan mendekatkan orientasinya pada Robbnya (fitrah keimanan). Bakat itu penting untuk membawa solusi dalam misi hidup, namun tanpa keimanan yang menjadi ruh nya maka hanya akan menjadi kinerja bukan ketangguhan.


Bukan itu saja, jalan hidup atau misi hidup juga harus terkait dengan bagaimana melibatkan dan mendidik keluarga agar bisa melanjutkan misi tersebut.

Betapa banyak orang berbakat, lalu bakatnya membawanya populer, bahkan berkuasa namun kehidupan keluarganya berantakan, kawin cerai bahkan sebagian mengalami penyimpangan seksual bahkan diantaranya menderita HIV dsbnya.

Itu karena mereka gagal menyertakan peran keayahbundaan untuk melanjutkan perjuangan misi hidupnya pada anak dan keturunannya (regeneration parenting).

Bakatnya hanya untuk kesenangan karirnya atau kesenangan bisnisnya semata, tidak dijadikan penguat peran keayahan sebagai pembangun professional atau enterpreneurship, atau peran kebundaan sebagai penumbuh nurani dan moralitas pada anak dan keturunannya agar mereka mampu melanjutkan perjuangan misi hidup ayah ibunya..

Ini akibat tiadanya fitrah keimanan dan fitrah keayahbundaan yang melingkupi kehidupan karir atau bisnisnya, sekaligus dalam kehidupan rumahtangganya.

“Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS 52:21)

Sesungguhnya yang terbaik diantara kalian adalah yang paling baik pada keluarganya. Sepanjang sejarah orang orang dengan jalan hidup atau misi hidup yang hebat selalu dekat dengan keluarganya.

Karenanya jika anda hebat dalam karir atau bisnis sesuai bakat anda, namun tambah jauh pada keluarga atau makin tak terkait dengan menolong agama Allah, maka dipastikan anda “wrong direction” atau salah jalan hidup

fitrahbasededucation fitrahbasedlife

Reff:

About dimaspramudia

Read All Posts By dimaspramudia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.