βMalam harinya, dengan tubuh lelah, Abdul Muthalib tertidur. Tiba-tiba, dalam tidur, dia bermimpi mendengar suara yang bergema berulang-ulang, βTemukan Sumur Zamzam itu, wahai Abdul Muthalib! Temukan Sumur Zamzam! Temukan!β
Abdul Muthalib terbangun dengan keyakinan dan semangat baru. Esoknya, dia mengajak Harits menggali dan menggali lebih giat. Rasa heran orang-orang Quraisy yang melihatnya berubah menjadi tawa.
βKasihan Abdul Muthalib, mungkin dia sudah kehilangan akal sehatnya!β kata mereka satu sama lain.
Suatu saat, ketika mereka sedang menggali di antara berhala Isaf dan Naβila, air membersit.
βAir! Harits! Lihat, ada air! β seru Abdul Muthalib saking kagetnya.
βAyo kita gali terus, Ayah! Ayo gali terus!β
Ketika mereka menggali lebih dalam, tampaklah pedang-pedang dan pelana emas yang pernah ditaruh oleh Mudzaz bin Amr dahulu. Melihat penemuan itu, orang-orang Quraisy datang berbondong-bondong.
βAbdul Muthalib, mari kita berbagi air dan harta emas itu!β pinta mereka.
βTidak! Tetapi, marilah kita mengadu nasib diantara aku dan kamu sekalian dengan permainan _qidh_ (anak panah). Dua anak panah buat Kaβbah, dua buat aku, dan dua buat kamu. Kalau anak panah itu keluar, dia mendapat bagian. Kalau tidak, dia tidak mendapat apa-apa.β
Usul ini disetujui. Juru qidh mengundinya di tengah-tengah berhala di depan Kaβbah. Ternyata, anak panah Quraisy tidak ada yang keluar. Pemenangnya adalah Abdul Muthalib dan Kaβbah. Karenanya, dapat lah Abdul Muthalib meneruskan tugasnya mengurus air dan keperluan para tamu Mekah setelah Sumur Zamzam memancar kembali.
Mengingat beratnya tugas itu. Abdul Muthalib sangat ingin agar dia mempunyai banyak anak laki-laki yang dapat membantunya.
Apakah keinginannya terkabul?
Kita lanjutkan besok yaβ¦.
In syaa Allah π
πCatatan tambahan πΒ
*Pedang dan Pelana Emas*
Abdul Muthalib memasang pedang-pedang itu di pintu Kaβbah, sedangkan pelana-pelana emas ditaruh di dalam rumah suci itu sebagai perhiasan.
πKisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku penerbit : Sygma π
β‘ Materi 18 Jilid 1β¬ Β
π·π·π·π·π·π·π·π·πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ